Rumah
adalah salah satu kebutuhan dasar yang
perlu dipenuhi agar manusia dapat menikmati hidup yang berkualitas. Saat ini,
kebutuhan akan rumah dapat dipenuhi melalui beberapa cara. Cara pertama adalah
dengan membeli rumah di perumahan yang dipasarkan oleh para pengembang. Cara
kedua adalah dengan membangun rumah sendiri. Untuk membangun rumah sendiri,
kita dapat menggunakan jasa arsitek atau menggunakan kreasi sendiri. Cara
ketiga adalah dengan membeli rumah dari pemilik sebelumnya. Jika enggan atau
belum mampu membeli rumah sendiri, pemenuhan kebutuhan rumah dapat dilakukan
dengan menyewa.
Masalah
terbesar dalam pemenuhan kebutuhan ini adalah biaya yang besar. Mahalnya harga
rumah tidak lepas dari biaya produksi yang dibutuhkan untuk menghasilkan rumah
tersebut. Biaya tersebut antara lain mencakup biaya tenaga kerja dan
bahan-bahan bangunan yang dibutuhkan untuk membuat rumah. Selain itu biaya
rumah juga mencakup biaya pembelian tanah yang menjadi lokasi pembangunan rumah
tersebut.
Besarnya
biaya pengadaan rumah seringkali membuat kita ketar-ketir. Terlebih lagi bagi
kita dengan kocek pas-pasan. Bisakah kita memiliki rumah sendiri? Bagaimana
caranya?
Berikut ini adalah beberapa langkah yang mungkin bermanfaat untuk
diikuti untuk mendapatkan Rumah Impian.
Langkah 1: Mulailah dengan
membayangkan rumah impian kita
Coba
bayangkan sebuah jeruk lemon yang sangat asam. Bayangkan sampai rasa asam itu
terasa di lidah dan air liur kita. Uff.... kita betul-betul merasa asam,
padahal tidak ada satu tetes lemonpun yang masuk ke mulut kita.
Lakukan
yang sama untuk membayangkan rumah
impian itu. Lakukan sampai rasa senang, puas dan bahagianya terasa di benak
kita seperti ketika kita benar-benar mendapatkan rumah impian itu. Jangan
kuatir, ini proses yang gratis. Kita tidak perlu membayar untuk melakukannya.
Lakukan
proses ini sesering yang kita mau. Lakukan ini untuk berbagai aspek yang kita
inginkan dari rumah impian itu. Tentang pembagian ruangnya, ukurannya, material
yang digunakan, sistem pengolahan limbah, sumber energi dll. Sampai lengkaplah
detil bayangan Rumah yang kita inginkan.
Proses
ini, selain membahagiakan, juga dapat menyemangati kita untuk mendapatkan rumah
impian sungguhan. Asalkan... prosesnya tidak berhenti di sini.
Langkah 2: Menggambarkan rumah impian
kita di atas kertas
Setelah
puas membayangkan, langkah selanjutnya adalah menggambarkannya di atas kertas.
Dengan menggambarkannya, kita bisa masuk dalam gambaran yang lebih detil untuk
setiap aspek rumah impian kita. Di satu saat, kita bisa membayangkan dan
menggambarkan dapurnya. Di saat lain, kita membayangkan dan menggambarkan kamar
mandi, kamar tidur, ruang kerja, teras, kebun dan akhirnya lengkaplah gambaran
detil tentang semua ruang dalam rumah impian kita.
Proses
ini kemungkinan tidak selesai dalam sekali jalan. Mungkin kita perlu mengambar
berkali-kali sampai kita memperoleh gambar yang paling kita inginkan. Beberapa
orang mungkin lebih suka membuat maket
atau menggambar di komputer atau minta tolong orang lain untuk
menggambarkannya.
|
|
Contoh
sketsa rumah impian kami. Saya perlu membuat banyak sekali sketsa sampai pada
gambar yang akhirnya menjadi dasar pembangunan rumah kami yang sekarang.
|
Langkah 3: Bagikan impianmu kepada
para pendukung potensial
Bercerita
adalah salah satu proses yang dapat memperkuat motivasi. Dengan bercerita, kita
makin memahami apa yang kita ceritakan, termasuk rumah impian kita.
Menceritakan rumah impian kepada mereka yang potensial mendukung sangatlah
bermanfaat. Bentuk dukungan yang kita terimapun dapat bermacam-macam. Bisa jadi
kita akan mendapatkan dukungan moral atau kata-kata pendukung yang akan
memperkuat motivasi kita untuk memperoleh rumah. Bisa jadi dukungannya dalam
bentuk berbagai informasi yang bermanfaat untuk perwujudan rumah impian kita.
Bisa jadi bentuk dukungannya dalam bentuk uang atau barang yang bermanfaat
untuk mendapatkan rumah. Material sisa atau bekas mungkin, atau ajakan patungan
untuk membeli sebidang tanah. Ada seribu satu kemungkinan dukungan yang dapat
kita peroleh dari proses ini.
Langkah 4: Hitung kebutuhan sumberdaya
untuk mendapatkan rumah impian
Setelah
kita cukup yakin dengan rancangan rumah impian kita, sekaranglah saatnya
menghitung kebutuhan sumberdaya untuk mendapatkannya. Sumberdaya yang dimaksud
di sini bisa berupa uang yang dapat digunakan untuk membeli rumah, membeli
tanah, bahan bangunan atau membayar tukang; tetapi juga waktu kita untuk
pengadaan rumah tersebut. Waktu untuk survey lokasi yang cocok, waktu untuk
mencari model rumah impian, waktu untuk memastikan pembangunan rumah berjalan
lancar dan sesuai anggaran dan lain-lain.
Konsultasikan
dengan pihak-pihak yang lebih berpengalaman untuk perhitungan kebutuhan
sumberdaya ini. Mereka bisa jadi adalah para arsitek, pemborong, tukang,
developer ataupun teman kita yang sedang atau baru selesai membangun rumah.
Kemungkinan mereka memiki data-data penting terkait harga material, tanah dan
proses yang dianggap ideal atau lebih baik
dalam pembangunan rumah.
Untuk
keamanan kita sendiri, berapapun angka yang keluar dari perhitungan kebutuhan
sumberdaya kalikanlah satu setengah sampai dua kalinya. Hal ini penting untuk
mengantisipasi kenaikan harga bahan bangunan dan upah tukang serta kenaikan
biaya akibat kesalahan, perubahan-perubahan, penundaan dll.
Langkah 5: Buat strategi akumulasi
sumberdaya untuk membangun rumah impian
Jika
kita telah merumuskan kebutuhan sumberdaya, maka langkah selanjutnya adalah
menyusun strategi untuk mendapatkan sumberdaya tersebut. Berikut ini beberapa
strategi yang mungkin dapat dipilih. Jika kita ingin mendapatkan rumah jadi,
mungkin kita akan membutuhkan sejumlah besar uang untuk membeli rumah. Rumah
tersebut bisa jadi adalah rumah baru atau rumah bekas. Uang tersebut bisa jadi
kita peroleh dari warisan, tabungan atau aset pribadi lainnya. Jika demikian,
anda sangat beruntung karena mungkin dapat membeli atau membangun rumah tanpa
berhutang. Tetapi apabila anda tidak memiliki aset sebanyak itu, maka anda
perlu membuat strategi lain. Dua strategi yang dapat dipilih adalah menabung
atau berhutang.
Menabung
berarti, kita mengumpulkan sumberdaya sedikit demi sedikit sampai kebutuhan
untuk pembuatan/pengadaan rumah impian tersedia. Menabung di sini bisa jadi
dalam bentuk uang, tetapi juga bisa dalam bentuk pembelian secara bertahap
berbagai material yang digunakan sebagai bahan bangunan. Ketika menabung dalam
bentuk uang, yang perlu diperhatikan adalah perkembangan nilai uang. Jangan
sampai nilainya turun sehingga jumlah barang yang dibeli menjadi lebih sedikit
dari waktu ke waktu.
Banyak
orang dengan ketersediaan dana terbatas memilih menggunakan uangnya untuk
membeli tanah dulu. Setelah itu di tanah yang telah mereka beli, mereka membuat
gudang. Gudang itu kemudian digunakan untuk menumpuk material secara bertahap.
Mulai dari material yang tahan lama dan pasti tetap dibutuhkan terlepas dari
bagaimanapun bentuk akhir rumahnya. Mulai dari rangka utama dan elemen-elemen
yang terpenting untuk berdirinya rumah. Setelah itu semua terbeli, barulah
membeli elemen-elemen yang sifatnya
hiasan atau pelengkap.
Berhutang
berarti kita mendapatkan sumberdaya untuk pengadaan rumah dari pihak ketiga,
kemudian kita mengembalikannya secara bertahap dengan jumlah dan termin waktu
sesuai kesepakatan dengan pemberi utang. Ketika kita mengambil utangan, hal
terpenting yang perlu diiperhatikan adalah kemampuan membayar kembali uang yang
kita pinjam dalam bentuk cicilan. Jangan sampai jumlah cicilan yang harus
dibayarkan melebihi kemampuan kita membayar. Jika ini terjadi, pembayaran
cicilan akan membebani kondisi keuangan
kita.
Langkah 6: Mulailah membangun dan
penyelesaian rumah impian
Jika
sumberdaya telah dianggap cukup memadai, maka mulailah proses pembangunan. Saat
proses pembangunan, adakalanya kita merasa perlu membuat perubahan di sana
sini. Jika itu terjadi, konsultasikan lebih dulu kepada kontraktor, arsitek
atau tukang anda. Mungkinkah perubahan tersebut dilakukan? Apa dampaknya
terhadap biaya? Apa pengaruhnya terhadap elemen lain dari rancangan awal?
Intinya
jika anda ragu-ragu dan mulai memikirkan kemungkinan perubahan, berhentikan
sejenak, pikirkan tentang kemungkinan perubahan tersebut dan konsultasikan.
Jika anda membuat perubahan tersebut di saat masih awal, mungkin biayanya tidak
akan besar dibandingkan dengan jika perubahan tersebut dilakukan saat rumahnya
hampir jadi, atau apalagi ketika sudah ditinggali.
Jika
anda akhirnya memutuskan untuk tetap memilih rancangan awal setelah membuat
berbagai perhitungan, maka proses ini akan meyakinkan anda bahwa anda telah
mengambil pilihan terbaik untuk mewujudkan rumah impian anda. Jika anda
melakukan perubahan, maka anda telah siap dengan berbagai resiko dari perubahan
tersebut, termasuk penambahan waktu dan biaya pembangunan rumah.
Ada
kalanya, karena keterbatasan dana dan waktu, rumah tidak dapat seratus persen
selesai dalam satu kali proses pembangunan. Dalam kondisi ini, kadang kita
harus menempati rumah impian dalam
kondisi setengah jalan. Banyak orang mengalami kondisi ini dan mereka
dapat melaluinya dengan bahagia. Yang penting sudah punya rumah, penyelesaian
bisa dicicil bertahap sesuai dengan ketersediaan dana atau sumberdaya lainnya.
Jika ada menghadapi kondisi ini upayakan untuk menyelesaikan bagian dalam rumah
dulu, baru bagian luar bisa menyusul. Hal ini untuk meninimalisir gangguan
akibat proses pembangunan lanjutan untuk penyelesaian rumah terhadap rutinitas
hidup kita.
Ada
juga yang memilih menggunakan konsep rumah tumbuh. Mulai dari membangun bagian
rumah utama, kemudiaan secara bertahap menambah ruang sesuai dengan
perkembangan kebutuhan.
Langkah 9: Terus berproses
Apapun
proses yang telah anda lalui, anda telah mendapatkan rumah impian. Teruslah
berproses sampai rumah impian tersebut menjadi semakin nyata dari hari ke hari.
Bersiapkah untuk menerima bahwa konsep tentang rumah impian kita bisa jadi
tidak statis dan makin berkembang sesuai dengan perkembangan kondisi ekonomi,
karir, jumlah anak dan nilai-nilai yang kita anut. Beranikan diri untuk terus
berproses, berubah dan menjadi semakin ideal. Menciptakan rumah bisa jadi
merupakan ekspresi dari jati diri, kreativitas dan identitas kita. Semoga lewat
proses mewujudkan rumah impian, kita menjadi lebih mengenal diri kita,
harapan-harapan terdalam kita dan impian-impian kita. Mewujudkan rumah impian
bisa jadi merupakan salah satu jalan menuju terwujudnya berbagai impian lain
dalam hidup kita.
***
[1]Any Sulistyowati adalah Koordinator KAIL,
sebuah LSM yang memiliki misi untuk mendukung tumbuhnya agen-agen perubahan
sosial di masyarakat yang berkedudukan di Bandung. Ia merupakan Fellow LEAD
(Leadership for Environment and Development), Donella Meadows Institute dan
Sustainability Leaders Network.
No comments:
Post a Comment
Silakan berikan tanggapan di sini