[PIKIR] Belajar dari Pengalaman Pahit, Mungkinkah?


Ketika tsunami di Aceh terjadi pada tahun 2004,  seorang teman saya kehilangan seluruh keluarganya. Dia sedang menuntut ilmu di pulau Jawa sehingga tidak mengalami diterjang tsunami. Tetapi semua orang yang dikasihinya, khususnya sang Ibu meninggal dunia. Teman saya itu sangat dekat dengan ibunya. Saya masih ingat betapa keras teriakannya saat mendengar kabar duka tersebut. “Saya ingin ibu saya kembali!”

Cerita di atas hanya salah satu contoh dari pengalaman pahit seseorang. Setiap orang pasti pernah mengalami pengalaman pahit meski dengan cara yang berbeda.

[MASALAH KITA] Aktivis Menghadapi Cermin Sosial



Nama saya, Novi. Selepas kuliah, orientasi saya sangat berbeda dengan apa yang saya lakukan sekarang. Selayaknya fresh graduate lainnya, orientasi hidup saya saat itu adalah bekerja untuk mendapatkan penghasilan sebanyak-banyaknya. Kebetulan pekerjaan yang tersedia saat itu adalah menjadi marketing sebuah perusahaan swasta.

Tuntutan yang saya hadapi untuk bertahan di pekerjaan tersebut adalah saya harus tampil menarik, seragam, rapi, teratur dan tentunya profit. Pada awalnya saya melihat itu sebagai hal yang saya impikan dan seharusnya saya lakukan karena setiap wanita seumuran saya dan di lingkungan saya, ya seperti itu.

[OPINI] Takut Untuk Sukses, Sumber Kegagalan Terbesar


Sebuah pertanyaan yang biasa ditanyakan orang tua kepada anak-anaknya adalah, “Kalau sudah besar mau jadi apa?”, lantas anak-anak akan memberi beragam jawaban mengenai cita-cita mereka. Bahkan walikelas saya di SD pada suatu hari pernah menanyakan kepada seluruh siswa, apa cita-citanya. Jawaban yang diutarakan kurang lebih sama, menjadi dokter, astronot, atau pilot.
Terlepas dari apa yang menyebabkan adanya keseragaman jawaban tersebut, cita-cita merupakan salah satu indikator kesuksesan yang hendak diraih. Sukses, adalah kata yang akan kita bahas bersama di sini.