[Profil] Nirmala Nair : Walk The Talk and Live Your Truth


Namanya Nirmala Nair. Dia biasa dipanggil Nirmala. Perjalanan Nirmala sebagai seorang aktivis cukup panjang. Kegiatan Nirmala bervariasi,  mulai dari menjadi fasilitator, peneliti, trainer, dan konsultan.  Pada tahun 70-an Nirmala bekerja di Barefoot College, Rajastan, India. Dia juga sempat menjadi konsultan di berbagai LSM. Kini, Nirmala merupakan aktivis di Zero Emmisions Research and Initiatives (ZERI), sebuah jaringan global yang memanfaatkan sains untuk menemukan solusi-solusi untuk berbagai masalah lingkungan. Selama 18 tahun terakhir, 
Nirmala tinggal di Cape Town, Afrika Selatan. 

Desember 2011 yang lalu, Nirmala datang ke Bandung untuk berbagi pengetahuannya mengenai yoga, gaya hidup yang sehat, dan keterkaitannya dengan pembangunan berkelanjutan. Selama di Bandung, Nirmala memberikan kuliah umum mengenai pembangunan berkelanjutan dan juga menjadi fasilitator pelatihan yoga yang  diselenggarakan oleh KAIL. Sejumlah aktivis ikut serta dalam kegiatan tersebut.

[Pikir] Rahasia Menuju Kebahagiaan Sejati

Percayakah anda bahwa kebahagiaan dapat diraih dan dapat bertahan lama menetap di dalam diri anda? Bagaimana memperoleh kebahagiaan semacam itu? Di dunia yang hiruk pikuk oleh berbagai tuntutan dan tekanan, entah itu dari sekolah, pekerjaan maupun rumah tangga, tentu semakin banyak orang mendambakan kebahagiaan. Siapa yang tidak ingin menjadi bahagia? Semua orang pasti ingin bahagia.

Definisi Kebahagiaan
Apakah kebahagiaan menurut anda? Hmm…pertanyaan yang gampang-gampang sulit menjawabnya. Jika anda menjawabnya dengan, “Saya berbahagia kalau …” atau “Saya berbahagia ketika …”, anda perlu mempertanyakan kembali apa makna sesungguhnya sebuah kebahagiaan bagi diri anda.

[Masalah Kita] Arti Kebahagiaan Untuk Aktivis


Kebahagiaan adalah makna dan tujuan hidup, tujuan keseluruhan dan akhir dari eksistensi manusia.” – Aristoteles (Filsuf Yunani, 384 – 322 SM)

Begitu pentingnya kebahagiaan sehingga gerak hidup manusia didasari oleh upaya mencari kebahagiaan sebagai suatu tujuan, seperti yang diungkapkan  Aristoteles di atas. Kebahagiaan tidak sekedar tujuan yang kita tentukan, akan tetapi juga bagaimana kita memaknainya sebagai langkah awal sebelum kita sampai kepadanya.

Kita lihat misalnya di hari Kasih Sayang atau biasa juga disebut Valentine Day yang dimana-mana dirayakan dengan pelbagai cara. Mulai dari  memberikan coklat pada seseorang, sampai dengan kencan spesial dengan orang tersayang. Tindakan-tindakan kita dalam mengekspresikan kasih sayang pada hari itu apakah memiliki suatu arti? Rasanya iya. Kita melakukan kesemua itu demi membahagiakan orang-orang tertentu dalam hidup ini. Harapannya dengan melihat orang tersebut berbahagia, kita pun ikut bahagia.

[Opini] Jebakan Kehidupan : Faktor Tersembunyi Penghambat Kebahagiaan


Apakah anda merasa sulit untuk berbahagia?
Apakah anda merasa sulit percaya diri?
Apakah anda merasa selalu terjebak masalah dengan pasangan atau rekan kerja dengan karakter yang mirip?
Apakah anda merasa selalu tertimpa berbagai masalah beruntun yang menghambat anda mencapai keberhasilan yang anda idam-idamkan?
Apakah anda merasa emosi negatif anda berulang kali dengan mudahnya terpicu?
Apakah anda merasa mengalami masalah fisik yang tidak ada habisnya?
Apakah anda sulit keluar dari kebiasaan yang buruk, meskipun anda menginginkannya?
Apakah anda tetap sulit merasa puas dan bahagia, meskipun anda sudah mencapai dan memiliki begitu banyak hal?

Jika anda mengalami satu atau lebih ciri-ciri di atas, hati-hatilah, mungkin anda sedang berada di tengah jebakan kehidupan yang menghambat anda mencapai kebahagiaan.

[Media] Menengok Proyek Kebahagiaan dari Sustainable Seattle

Uang, kapal pesiar, banyak uang, uang dan keamanan di masa tua. Itulah jawaban yang keluar dari lima orang responden Amerika yang diberi pertanyaan, “Apakah yang membuatmu bahagia?”. Wawancara ini dilakukan oleh wartawan televisi King5 News di Seattle, Amerika Serikat. Ketika pertanyaan serupa diberikan oleh wartawan Aljazeera di tempat umum  di Seattle, jawaban yang muncul adalah sehat dan kemampuan untuk memberikan kembali ke masyarakat.
Meskipun kebahagiaan diinginkan secara universal, bentuk dan nuansanya amatlah bervariasi secara budaya, filosofis dan sejarah. Kebahagiaan dapat berupa sesuatu yang dianggap hedonisme budaya barat, kepuasan materi bagi masyarakat miskin Afganistan atau ketenangan bagi para pemeluk Budha misalnya. Dari jawaban responden di Amerika akan pertanyaan apa yang membuatmu bahagia, uang hampir mendominasi jawaban mereka. Seolah uang berbanding lurus dengan kebahagiaan. Di banyak negara maju yang berfokus pada perkembangan ekonomi, begitulah hipotesisnya. Benarkah? Menurut Penncock, seorang pakar kesehatan umum di Vancouver,

[Tips] Menjadi Bahagia Melalui Emotion Freedom Techniques


Ketika kita mampu mengelola emosi kita, maka kita mampu membebaskan emosi-emosi negatif dan dengan demikian menjadi manusia yang cerdas secara emosional. Bagaimana kita bisa menjadi cerdas secara emosional dan membebaskan emosi-emosi negatif kita? 
Dewasa ini terdapat berbagai metode yang ditemukan untuk mengatasi persoalan-persoalan emosi.  Mulai dari metode konseling psikologis dan psikoterapi konvensional, NLP, hypnoterapi, TAT (Tapas Akupresure) sampai ke EFT (Emosional Freedom Technique).  Masing-masing metode memiliki keunikan dan kelebihannya masing-masing.  Empat metode terakhir yang disebutkan biasanya disebut sebagai metode instan, karena memang dampaknya langsung bisa dirasakan segera sesudah terapi dilakukan. 
Pada kesempatan ini kita akan membahas EFT untuk mengatasi persoalan-persoalan yang terkait emosional.  Masalah-masalah itu bisa terwujud dalam berbagai symptom, seperti: kecanduan, eating disorder, mental blok, phobia, trauma, psikosomatis, dll.

[Jalan-jalan] Belajar Tentang Index Kebahagiaan dari Bhutan

Pada 2008, Presiden Perancis, Nicholas Sarkozy, membentuk sebuah Komisi untuk Pengukuran Kinerja Ekonomi dan Kemajuan Sosial. Komisi tersebut  diketuai oleh Prof. Joseph Stiglitz, dengan ketua penasehatnya Prof. Amartya Sen, dan koordinator komisi dijabat oleh Prof. Jean-Paul Fitoussi. Mereka bertiga adalah para ekonom ternama dunia bahkan Stiglitz dan Sen adalah peraih nobel ekonomi. Sedang anggota komisi adalah para ahli dari pelbagai negara, baik dari kalangan universitas, pemerintahan, dan lembaga antar pemerintah.  Komisi ini bertugas merespon keprihatinan atas tidak memadainya parameter kinerja ekonomi sekarang, khususnya Produk Domestik Bruto (PDB). Standar pengukuran seperti itu mengandung banyak kelemahan, tapi sayangnya telah dipakai oleh hampir semua negara di dunia untuk mengukur kesejahteraan bahkan sebagai ukuran sebuah kemajuan. Menurut mereka, angka-angka di balik PDB sudah tidak relevan dalam mengukur kesejahteraan sosial, sekaligus keberlanjutan lingkungan, sosial, bahkan ekonomi sendiri.