Apakah anda merasa sulit
untuk berbahagia?
Apakah anda merasa sulit
percaya diri?
Apakah anda merasa selalu
terjebak masalah dengan pasangan atau rekan kerja dengan karakter yang mirip?
Apakah anda merasa selalu
tertimpa berbagai masalah beruntun yang menghambat anda mencapai keberhasilan
yang anda idam-idamkan?
Apakah anda merasa emosi
negatif anda berulang kali dengan mudahnya terpicu?
Apakah anda merasa mengalami
masalah fisik yang tidak ada habisnya?
Apakah anda sulit keluar dari
kebiasaan yang buruk, meskipun anda menginginkannya?
Apakah anda tetap sulit
merasa puas dan bahagia, meskipun anda sudah mencapai dan memiliki begitu
banyak hal?
Jika anda mengalami satu atau
lebih ciri-ciri di atas, hati-hatilah, mungkin anda sedang berada di tengah
jebakan kehidupan yang menghambat anda mencapai kebahagiaan.
Definisi Kebahagiaan
Menurut Wikipedia,
kebahagiaan adalah kondisi mental yang ditandai oleh emosi positif mulai dari
perasaan senang sampai sangat bahagia. Kondisi mental inilah yang dicari oleh
banyak orang di seluruh dunia. Ada yang mencarinya lewat berbelanja sebanyak
mungkin. Ada yang mencarinya dengan beramal sebanyak mungkin. Ada yang
mencarinya lewat menulis, lewat menyanyi, lewat jalan-jalan dan banyak lagi
jalan menuju kebahagiaan.
Sayangnya lepas dari segala
hal yang telah dilakukan orang untuk mencapai kebahagiaan, tidak semua orang
mudah mencapai kebahagiaan yang dicarinya. Ada saja sesuatu yang membuat orang
tidak berbahagia. Orang lain, situasi yang tidak sesuai dengan keinginan, harga
mahal dan banyak hal di luar diri kita yang kita tuduh sebagai biang keladi
penyebab ketidakbahagiaan kita. Benarkah demikian?
Pertanyaan selanjutnya
adalah, jika begitu banyak orang menginginkan kebahagiaan dan melakukan begitu
banyak upaya untuk mencapainya, mengapa tidak semua dapat meraihnya? Apa faktor
penghambat mereka mencapai kebahagiaan sejati?
Jebakan Kehidupan – faktor tersembunyi penghambat
kebahagiaan
Jeffrey Young, Ph.D and Janet Klosko, Ph.D, dalam
bukunya Reinventing Your Life,
Breakthrough Program to end Negative Behaviour and Feel Great Again
menjelaskan konsep life trap atau
jebakan kehidupan. Di dalam buku tersebut jebakan kehidupan digambarkan sebagai
pola hidup negatif yang terjadi berulang-ulang sehingga menghambat kita
mencapai apa yang kita inginkan. Jebakan kehidupan ini dapat berawal jauh di
masa lalu, saat yang mungkin kita sudah lama melupakannya, dan berulang
terus-menerus dengan pola yang tidak disadari sehingga yang kita menjadi
terbiasa dengannya. Apalagi pola ini biasanya ini merupakan bagian dari
strategi diri kita untuk mempertahankan hidup.
Jenis-jenis
Jebakan Kehidupan dan Asal usulnya
Ada 11 jenis jebakan kehidupan yang dituliskan oleh
Young and Klosko sebagai berikut:
(1)
Abandonment
– Si Takut Sendirian
Ciri-ciri orang dengan jebakan kehidupan abandonment adalah kebutuhan untuk
mencari teman, meskipun teman tersebut telah bertindak buruk padanya, dan
selalu memaafkan orang lain meskipun orang tersebut telah berulang kali
bertindak buruk dan mengecewakannya.
Penyebab utama jebakan kehidupan abandonment adalah kehilangan orang yang dicintai saat kecil.
Perasaan kehilangan inilah yang dihindari oleh orang dengan jebakan kehidupan
ini. Untuk menghindari perasan kehilangan, orang dengan jebakan kehidupan ini,
akan tetap mempertahankan pasangan, kawan, atau rekan kerja yang telah
mengkhianatinya meskipun dengan penuh penderitaan.
(2)
Mistrust
& abuse – si Curigaan
Ciri-ciri utama orang dengan jebakan kehidupan ini
adalah selalu berasumsi buruk, sulit mempercayai orang lain, selalu curiga,
seing merasa bahwa ia akan dibohongi atau ditipu, atau takut orang mengambil
keuntungan dari dirinya.
Penyebab utama jebakan kehidupan ini adalah terlalu
sering dibohongi atau dilecehkan di masa kecil yang berujung pada perasaan
tidak aman dan ketakutan yang berlebihan.
(3)
Emotional
Deprivation – si Dingin
Ciri-ciri utama orang dengan jebakan kehidupan ini
adalah dingin, tidak peduli pada orang lain, tidak punya teman dekat atau
pasangan atau justru sering berganti teman atau pasangan, atau sering berganti
pekerjaan.
Penyebab utama jebakan kehidupan ini adalah kurangnya
cinta dan kehangatan di masa kecil. Mungkin karena orang tuanya dingin, anak
merasa kurang dicintai dan dimengerti perasaannya. Akibatnya, ia merasa tidak
berharga, tidak layak dicintai dan tidak penting.
(4)
Social
Exclusion – Si Aneh
Ciri-ciri utama orang dengan jebakan kehidupan ini
adalah merasa selalu diasingkan, tidak diterima oleh kelompok, aneh, atau tidak
selevel dengan orang lain.
Penyebab utama jebakan kehidupan ini adalah ejekan,
penilaian buruk, perlakuan yang menyakitkan oleh orang tua, atau orang-orang
terdekat. Perlakuan tersebut menyebabkan orang merasa dirinya buruk, tidak
berharga, aneh dan berbeda dari orang lain, dan ada perasan ingin mengasingkan
diri, tertutup dan enggan membangun hubungan dengan orang lain.
(5)
Dependence
– Si Tergantung
Ciri-ciri utama orang dependen adalah selalu
ragu-ragu, bingung, panik, sulit mengambil keputusan dan bertindak mandiri. Ia
selalu meminta pertimbangan orang lain dan mengikuti saja apa yang diputuskan
oleh orang lain.
Penyebab jebakan kehidupan ini adalah orang tua yang
sangat protektif dan otoriter.
(6)
Vulnerability
– Si Rentan
Ciri-ciri utama orang dengan jebakan kehidupan vulnerability adalah selalu merasa ragu
untuk keluar dari zone nyamannya. Ia merasa kuatir, rapuh, penuh masalah, takut
akan ancaman, bencana, dan penyakit.
Jebakan kehidupan ini terutama disebabkan oleh orang
tua yang terlalu protektif.
(7)
Defectiveness
– Si Kurang Berharga
Ciri-ciri utama orang dengan jebakan kehidupan ini
adalah perasan lebih rendah dari orang lain, sering menyalahkan diri, tidak
yakin apakah orang menghargai dirinya, dan selalu merasa adanya penolakan.
Jebakan kehidupan ini terutama bersumber dari serangan
kritik berkepanjangan di masa kecil, perasaan tidak berharga dan tidak
dicintai.
(8)
Failure
– Si Gagal
Ciri-ciri utama orang dengan jebakan kehidupan ini
adalah ketidakmampuan untuk mendapatkan apa yang dicita-citakan dalam hidupnya.
Ia selalu merasa gagal dalam setiap aspek kehidupan, tidak percaya diri, selalu
ragu-ragu dan merasa tidak mampu untuk melakukan sesuatu yang baru. Bahkan, ia
bisa melebih-lebihkan kegagalannya, merasa menjadi korban keadaan, padahal ia
sendiri justru melakukan tindakan yang (seringkali tanpa ia sadari) malah
menyebabkan kegagalan tersebut.
Asal mula jebakan kehidupan ini antara lain adalah
sering dicemooh, dianggap bodoh, tidak mampu, tidak trampil maupun malas.
Akhirnya ia benar-benar merasa bodoh, tidak mampu, malas, tidak trampil, selalu
gagal dan korban keadaan.
(9)
Subjugation
– Si Kurang Penting
Orang dengan jebakan kehidupan ini selalu merasa orang
lain lebih tahu, lebih ahli, lebih tahu dan harus dituruti. Perasaan sendiri
kurang penting dibandingkan orang lain. Seringkali ia menikah dengan orang yang
otoriter dan suka mengontrol, dan selalu patuh pada orang tersebut. Ia merasa
berbeda pendapat adalah aib dan tabu. Ia merasa bersalah jika berbeda pendapat,
takut dihukum atau ditinggalkan, dan membiarkan orang lain mengontrol hidupnya.
Asal mula jebakan kehidupan ini adalah tekanan orang
tua semasa kecil yang berujung pada ketakutan untuk tidak patuh.
(10)
Unrelenting
standards – Si Tidak Toleran
Ciri-ciri orang dengan jebakan kehidupan ini adalah
tidak pernah puas, meskipun sudah mengejar dan mencapai banyak hal. Ia bersedia
menekan dirinya dan mengorbankan banyak hal lainnya untuk mendapatkan banyak
hal seperti karir, cinta, nama baik dan lain-lainnya. Ia merasa harus berhasil,
karena kegagalan adalah aib. Hanya dengan berhasil, ia merasa diterima dan
dihargai.
Asal mula jebakan kehidupan ini adalah tuntutan orang
tua yang tinggi di masa kecil, tekanan untuk menjadi nomor satu atau yang
terbaik.
(11)
Entitlement
– Si Egois
Ciri-ciri orang dengan jebakan
kehidupan entitlement adalah selalu menginginkan sesuatu dengan cepat tanpa
peduli situasi dan kondisi. Ia merasa berhak mendapatkan apa yang diinginkan,
tanpa peduli dengan orang lain. Ia berkata dan bertindak tanpa mempedulikan
pertimbangan dan perasaan orang lain. Ia bisa berperilaku kasar dan
meledak-ledak jika apa yang diinginkan tidak diperoleh. Ia tidak bisa disiplin,
ikut aturan main sosial, serta semaunya sendiri.
Asal mula jebakan kehidupan ini
adalah perlakukan orang tua yang terlalu memanjakan. Orang dengan jebakan
kehidupan ini merasa bahwa orang lain akan menghargainya jika mereka mematuhi
dan mengikuti apa yang diinginkannya.
Masalah atau
pemicu?
Kesebelas jebakan kehidupan di atas adalah
faktor-faktor yang banyak menghambat orang mengalami kebahagiaan. Seseorang
dapat memiliki satu atau lebih jebakan kehidupan. Kombinasi dari berbagai
jebakan kehidupan, membuat kehidupan kita lebih kompleks dari yang kita sadari.
Mengapa? Karena jebakan kehidupan membuat kita salah menilai realitas kebutuhan
kita saat ini. Kita sibuk membereskan hal-hal yang kita duga sebagai
penyebab-penyebab ketidakbahagiaan di masa sekarang, padahal sebabnya ada di
masa kecil. Banyak hal yang seringkali kita anggap sebagai penghambat kita
mencapai kebahagiaan seringkali hanyalah sebuah pemicu yang membuat otak kita
terhubung dengan masalah lain yang lebih mendalam, yaitu kebutuhan kita di masa
kecil yang tidak terpenuhi. Kebutuhan di
masa kecil itulah yang menjadi masalah utama dan harus dipenuhi dulu jika kita
ingin keluar dari jebakan kehidupan kita.
Pada dasarnya kebutuhan utama seorang anak yang perlu
dipenuhi di masa kecil adalah kebutuhan akan keamanan, kestabilan, cinta,
pengasuhan dan perhatian, penerimaan dan penghargaan, empati, perlindungan dan
pengarahan, pengakuan akan perasaan dan kebutuhan. Jika kebutuhan-kebutuhan
tersebut tidak dipenuhi semasa kecil, perasaan kekurangan yang saat itu dialami
akan terus terbawa, dan mempengaruhi cara berpikir dan tindakan orang tersebut
ketika menjadi dewasa. Masalahnya, seringkali cara berpikir yang melandasi
tindakan tersebut seringkali tidak disadari. Akibatnya, masalah demi masalah
menimpa kita, tanpa kita tahu penyebabnya. Dan kita pun sibuk mengurusi pemicu
masalah, tanpa menanggani penyebab utamanya.
Keluar dari jebakan kehidupan
Young dan
Klosko merumuskan lima tahap untuk keluar dari jebakan kehidupan sebagai
berikut. Pertama, seseorang perlu mengakui adanya jebakan kehidupan tersebut
dan memahami bagaimana jebakan kehidupan telah mempermainkan hidup mereka. Langkah kedua adalah berpikir dan mengingat
kembali penyebab jebakan kehidupan tersebut. Pola pikir apa yang ada di dalam
benak seseorang sehingga seseorang mengalami jebakan kehidupan tersebut? Jika
pola pikir tersebut sudah diketahui maka pola pikir tersebut harus diganti
dengan pola pikir baru yang lebih sesuai dengan tujuan hidup kita. Langkah
ketiga adalah merasakan kembali emosi negatif yang menjadi penyebab jebakan
kehidupan itu dan memeriksa ulang adanya kebutuhan tersebut. Langkah keempat
adalah memecah jebakan-jebakan kehidupan tersebut di dalam langkah-langkah yang
lebih bisa ditangani. Pada setiap saat tanganilah satu saja jebakan kehidupan. Langkah
kelima adalah memaafkan sumber jebakan kehidupan tersebut.
Bagaimana
dengan kehidupan anda sendiri? Semoga anda tidak mengalami satu atau lebih dari
jebakan kehidupan di atas, dan walaupun ternyata mengalami, mudah-mudahan anda
dapat segera menyadari dan keluar dari sana. Mudah-mudahan dengan demikian anda
menjadi lebih mudah berbahagia!
(Any Sulistyowati)
No comments:
Post a Comment
Silakan berikan tanggapan di sini