Ada satu komunitas di Bandung yang mengajak orang-orang khususnya warga
Bandung untuk berkebun. Gerakan ini sudah dimulai sejak tahun 2011 yang digagas
oleh Ridwan Kamil, walikota Bandung saat ini.
Diawali dari Jakarta Berkebun dan sampai saat ini sudah ada 30
kota berkebun (Bandung, Banten, Jogja,
Bogor, Solo, Madiun, Pontianak, Aceh, Bali,
dll) dan 8 kampus yang
bersama-sama bergerak di bawah gerakan nasional Indonesia Berkebun. Cita-cita komunitas ini sederhana tapi gaungnya
sangat besar yaitu mengajak sebanyak-banyaknya orang untuk senang berkebun.
Melalui berkebun, komunitas ini berupaya memanfaatkan ruang-ruang yang awalnya
tidak produktif dan terbatas menjadi area produktif sehingga tercipta kualitas
ruang kota yang baik.
KEGIATAN dan PROGRAM .BdgBerkebun
Kegiatan rutin yang dilakukan dan dapat melibatkan siapa saja yang tertarik
bergabung adalah acara ngebon
(berkebun) di kebun Laboratorium .BdgBerkebun
di daerah Tubagus Ismail. Biasanya kegiatan ini diadakan setiap Sabtu atau
Minggu setiap bulannya. Tempat lainnya yang menjadi kebun laboratorium adalah
Sekolah Alam Bandung di Dago, Dago Pakar dan jl. Sukamulya Indah di Pasteur. Yang agak membedakan antara
Sukamulya dengan lainnya adalah yang mengelola kebunnya warga masyarakat
sendiri. Kegiatan yang ditawarkan .BdgBerkebun
bukan melulu tentang berkebun tapi banyak ide-ide kreatif lainnya yang masih
berkaitan dengan berkebun misalnya belajar membuat kompos, membuat
orang-orangan sawah dari barang bekas, membuat instalasi berkebun dengan
memanfaatkan barang bekas, terkadang mereka berkumpul untuk sekedar masak dan
makan bersama. Tentunya bahan masakan yang didapat itu dari hasil panen kebun,
bahan makanan lokal yang dipetik sendiri, diolah sendiri dan dimakan
bersama-sama. Semua orang terlibat dalam tahapan kegiatan tersebut. Menarik
bukan?
Dalam keseharian kegiatannya, yang ditanam sebagian besar adalah jenis
sayur-sayuran yang masa tanamnya relatif singkat dan bisa langsung dikonsumsi
seperti kangkung, bayam, pakcoy, timun, kacang panjang dan salada. Ini bisa
menjadi penyemangat bagi orang-orang yang baru belajar berkebun. Selain itu, juga ada tanaman buah, tanaman hias dan tanaman
antipolutan. Pengadaan bibit tanaman bersumber dari mitra, donatur, sponsor dan
dari anggota. Bagi .BdgBerkebun
kalau mau berkebun di kota itu hanya membutuhkan sedikit lahan kosong, ada
kemauan dan kreativitas.
CIRI KHAS .BdgBerkebun
Bandung dengan
karakteristik morfologi kota yang “akrab” (ke mana-mana
mudah), generasi muda yang aktif dan kreatif. Maka di .BdgBerkebun lebih menonjolkan inovasi dan kreativitas dalam
berkebun yang disebut sebagai Creatifarming
TM(creative-farming), baik melalui kegiatannya maupun instalasi
berkebunnya. Bahwa berkebun di kota bisa dilakukan oleh siapa saja dan dimana
saja karena mudah dan dapat memanfaatkan apa yang ada di sekitar kita, seperti
pemanfaatan barang bekas, dll.
ANGGOTA .BdgBerkebun
Anggota .BdgBerkebun yang
terdaftar sekitar 200 orang, tapi yang aktif ada sekitar 30 orang. Biasanya dalam
kegiatan insidentil hampir semua anggota hadir. Mereka terdiri dari berbagai
kalangan usia dan profesi, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua.
Untuk menjadi anggota dan mengikuti kegiatan .BdgBerkebun, tidak dipungut biaya apapun, yang penting tidak takut
bermain dengan tanah dan terpapar sinar matahari. Mudah ya syaratnya? Peluang bergabung sangat terbuka lebar dan bisa
mengambil peran di kegiatan rutin ngebon, menjadi EO event dan program, serta jadi agen berkebun. Sedang basecamp-nya terletak di Bale-bale, Jl
Bukit Pakar Timur No.86, Dago Pakar, Bandung.
Yang menjadi tantangan bagi .BdgBerkebun dalam menjalankan
programnya adalah soal
SDM dan pendekatan yang berbeda di tiap kalangan masyarakat.
KERJA SAMA
Beberapa
sekolah dan lembaga yang sudah bekerjasama dengan .BdgBerkebun adalah TK Bintang Ceria, SD Semi Palar, SD Pardomuan,
SD IT Rabbani, Universitas Pasundan, UPI, Unpad dan masih banyak lagi. Juga ada
beberapa kelompok warga diantaranya RW 04 Taman Sari, RW 03 Kelurahan Merdeka, Cigadung,
dll. Yang tidak kalah pentingnya, saat
ini juga sedang menjalani program Bandung Kampung Urban Farming bekerja sama
dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung.
.BdgBerkebun dan KEDAULATAN PANGAN
Kedaulatan pangan adalah ranah kebijakan
pemerintah dalam mengimpor /tidak pangan dalam skala nasional. Komunitas .BdgBerkebun
mengkampanyekan untuk berkebun di lahan kosong/lingkungan perkotaan
masing-masing. Kampanye ini bertujuan untuk memanfaatkan lahan terbengkalai di
kota sekaligus mengangkat isu pangan kepada khayalak umum. Mereka juga berkolaborasi dengan komunitas
lain yang mendukung produk lokal untuk kemandirian pangan. Dan lagi tujuan
kampanye ini adalah mengangkat isu bukan secara langsung menyelesaikan
persoalan pangan yang ada di indonesia.
Harapan komunitas .BdgBerkebun adalah agar warga umum dan generasi muda
Indonesia terinspirasi untuk berkebun di lahan-lahan terbengkalai kota,
menghargai kota dan tanah di dalamnya, serta tertarik untuk mengetahui lebih
lanjut tentang persoalan pangan di Indonesia. Kenapa generasi muda? Karena siapa tahu mereka
menjadi pengambil keputusan kebijakan pangan di masa depan.
Ada yang cukup menggelitik rasa penasaran saya dengan adanya tulisan
“.BdgBerkebun”, ada tanda titik di depan kata Bdg (.) dan menggunakan Bdg sebagai singkatan
dari kota Bandung, bukan ditulis lengkap menjadi Bandung. Kata mereka, ini
sebagai trademark bahwa Bandung sebagai kota kreatif. Bentuknya baku seperti yang terlihat pada
logo. Yang membuat idenya adalah
salah satu komunitas kreatif di Bandung. Hal tersebut diharapkan menjadi spirit
.BdgBerkebun untuk
menyebarluaskan idenya. Benar-benar kreatif ya!
Nah, siapapun yang menemukan lahan tidak produktif bisa sama-sama digarap
menjadi lahan yang produktif dengan melakukan berkebun di kota (Urban Farming). Hal ini merupakan salah
satu cara mewujudkan kepedulian terhadap lingkungan melalui aksi nyata dan
pastinya membangun kemandirian dalam ketahanan pangan. Yuuk kita ngebon!
No comments:
Post a Comment
Silakan berikan tanggapan di sini