Sebenarnya semua
orang yang melakukan perjalanan wisata ke suatu tempat bisa dikategorikan
sebagai eco-traveller. Menjadi eco-traveler tidak harus mahal, tidak
pula harus melakukan perjalanan dengan mendaki gunung dan menuruni lembah,
tidak pula harus memanjat tebing terjal, atau masuk gua-gua, maupun keluar masuk hutan. Menjadi eco-traveller tidak harus selalu
menantang alam.
Inti perjalanan yang dilakukan oleh seorang eco-traveller adalah melakukan pelestarian alam dan budaya serta manfaat kepada masyarakat setempat dan tempat tujuan wisata yang dikunjunginya tanpa mengesampingkan pengalaman dan tujuan berwisata. Jadi, melakukan wisata ke manapun juga dengan berprinsip melakukan pelestarian alam dan budaya bisa dikategorikan sebagai seorang eco-traveller.
Inti perjalanan yang dilakukan oleh seorang eco-traveller adalah melakukan pelestarian alam dan budaya serta manfaat kepada masyarakat setempat dan tempat tujuan wisata yang dikunjunginya tanpa mengesampingkan pengalaman dan tujuan berwisata. Jadi, melakukan wisata ke manapun juga dengan berprinsip melakukan pelestarian alam dan budaya bisa dikategorikan sebagai seorang eco-traveller.
Apakah yang bisa kita
lakukan sebagai eco-traveller dalam melakukan perjalanan wisata? Jawabnya
gampang saja, tapi pelaksanaannya di lapangan terkadang sulit dilakukan oleh
sebagian orang. Tips-tips mudah yang bisa dilakukan oleh wisatawan untuk
menjaga pelestarian alam dan budaya adalah:
a. Berhemat dalam menggunakan plastik. Ketika kita melakukan perjalanan,
usahakanlah untuk meminimalisir penggunaan plastik botol minuman kemasan atau
kantong keresek. Biasakan membawa tempat minum sendiri dari rumah. Anda dapat
mengisi ulang tempat minum tersebut di tempat Anda menginap. Jika Anda membeli
makanan ringan di warung atau minimarket terdekat, usahakanlah membawa tas
sendiri agar bisa langsung dimasukkan ke tas tanpa harus memakai kantong
keresek.
b.
Berhemat dalam menggunakan air.
Jika kita menginap di hotel, hostel, ataupun homestay, gunakanlah air secukupnya. Misal ketika menggosok gigi
jangan biarkan air kran di wastafel menyala terus. Biasanya kita selalu malas
mematikan kran tersebut kalau sedang gosok gigi dengan alasan: karena cuma
sebentar.
c.
Berhemat dalam menggunakan listrik.
Jika kita tinggal di hotel, hostel, ataupun homestay,
biasakan mematikan lampu kamar dan AC sebelum pergi meninggalkan kamar untuk
jalan-jalan.
d.
Tidak membuang sampah sembarangan.
Jika tidak menemukan tempat sampah di tempat wisata, usahakan untuk mengantongi
dulu sampah tersebut dan buanglah ketika menemukan tempat sampah.
e.
Tidak memetik tanaman dan
mengganggu satwa.
f.
Menghormati budaya dan tradisi
masyarakat setempat.
g. Membeli layanan dan produk lokal. Ketika Anda melakukan perjalanan
wisata, dan tidak tahu jalur yang akan dilewati, Anda bisa menggunakan layanan
atau jasa penduduk lokal tersebut. Selain supaya tidak tersesat, Anda juga akan
mendapatkan pemahaman tentang the do’s
atau the don’ts di tempat tersebut. Bila
hendak berbelanja oleh-oleh, Anda dapat membeli kerajinan yang dibuat oleh
penduduk lokal tersebut. Jadi, selain mendapatkan kepuasan dari travelling
tersebut, Anda juga dapat mendukung perkembangan ekonomi penduduk lokal
tersebut.
Nah, dengan melakukan
perjalanan wisata seperti ini, hal tersebut sebenarnya membuat kita mempunyai
pemahaman, pengalaman dan pengetahuan baru tentang tempat wisata yang
dikunjungi, disamping kita juga bisa berinteraksi dan berbaur dengan penduduk
lokal.
Disadur dari buku The
Green Traveler by Wiwik Mahdayani
(Sri Ratna Wulan)
Penulis adalah pemegang beasiswa DIKTI, Program Magister Ilmu Lingkungan Hidup di Universitas Padjadjaran
No comments:
Post a Comment
Silakan berikan tanggapan di sini