Judul : No Impact Man
Tahun :
2007
Genre :
Dokumenter
Pemain :
Colin Beavan, Michelle Conlin, Isabella Beavan
Produksi :
An Eden Wormfeld films, Shadowbox Film and Laura Gabbort Film Production
Produser :
Julia Parker Benello, Diana Barrett dan Dan Cogan
Editor :
William Haugse A.C.E dan Matthew Martin
Durasi :
1 jam 29 menit
Bahasa :
Bahasa Inggris dengan subjudul dalam bahasa Indonesia
Film ini merupakan kisah perjalanan
seorang warga Amerika Serikat, Colin Beavan yang mencetuskan gerakan untuk
tidak menghasilkan dampak terhadap bumi. Semua perjalanan gagasannya ini didokumentasikan
dalam film dan buku yang berjudul No
Impact Man.
Beavan yang juga seorang penulis
merasa sangat prihatin dengan gaya hidup orang Amerika yang sangat konsumtif
dan serba mewah. Ia mencoba hidup dengan nilai-nilai yang diyakininya benar. Cara
yang ia tempuh bukan dengan membahas perlindungan beruang kutub ataupun
mempermasalahkan es yang tengah mencair di kutub utara, tapi lebih ke bagaimana
kehidupan manusia di kota, yang beraktivitas tanpa meninggalkan dampak buruk
terhadap lingkungan.
Proyek ini awalnya disampaikan ke
istrinya, Michelle, yang kecanduan menonton televisi dan hobi belanja. Meski merasa
berat dan tersiksa, Michelle mendukung gagasan suaminya. Apalagi proyek ini akan
dilakukan selama 5-12 bulan dan diujicobakan pada keluarga mereka sendiri, terhadap
Michelle dan anak mereka, Isabella.
Satu persatu kebiasaaan buruk dalam
keluarganya yang mempunyai dampak terhadap lingkungan perlahan dikurangi,
bahkan ditinggalkan. Misalnya, dengan tidak menggunakan tisu toilet, berjalan
kaki atau bersepeda untuk mengurangi emisi karbon, mengurangi pemakaian plastik,
mengganti popok sekali pakai dengan popok kain, dan sebagainya. Ke pasar pun
membeli produk lokal sebagai kepedulian melestarikan tanaman lokal. Mereka juga
membeli cacing untuk membuat kompos di rumah.
Di dalam film tersebut juga
terdapat adegan dimana Beavan dan keluarga melakukan sarapan terakhir di sebuah
rumah makan dan berkomitmen tidak akan makan di rumah makan yang jarak
tempuhnya lebih dari 250 mil dari rumah. Yang tak kalah menariknya, Michelle
terpaksa menahan keinginannya untuk minum kopi espresso, karena kopi tersebut bukan produk lokal.
Secara bertahap proyek ini
dilakukan dengan cara belajar sambil melakukan. Beberapa masalah muncul, ketika
Michelle ingin menambah anak dan menginginkan pembagian tugas yang seimbang
untuk pekerjaan domestik antara Michelle dan suaminya. Ada rasa marah dan
frustasi pada diri Michelle. Sampai ketika proyek keluarga mereka memasuki
bulan keenam, saat menuju ke tahapan hidup tanpa listrik. Apakah Anda dapat
membayangkan hidup tanpa listrik? Beavan tetap menggunakan panel surya untuk aktivitas
yang membutuhkan suplai listrik, seperti mengetik perkembangan proyek
keluarganya di laptop dan mengunduhnya di blog pribadinya. Prinsip Beavan
adalah, apapun bisa dilakukan tanpa merusak alam.
Dengan proyek yang dijalankannya
itu, Beavan menjadi terkenal dan diwawancara oleh berbagai media baik dari
dalam maupun luar negeri. Banyak komentar yang menyatakan tak setuju dengan apa
yang dilakukannya, tapi ada juga yang termotivasi. Meski sempat pesimis, Beavan
bersemangat menjadi relawan di beberapa tempat dan belajar banyak hal dengan
beberapa teman yang sudah melakukan gerakan lingkungan yang berkelanjutan.
Dua minggu menjelang berakhirnya
proyek ini, Beavan diundang ke beberapa sekolah untuk berbagi pengalamannya
tentang hidup tanpa dampak lingkungan. Hasilnya, tak kurang dari 200 orang
mahasiswa Universitas New York termotivasi untuk mencoba hidup tanpa dampak
lingkungan dalam waktu seminggu. Salah satu jawaban Beavan yang cukup menyentuh
yaitu jawaban atas pertanyaan berikut, “Jika saya akan menjalankan hidup tanpa
dampak lingkungan, manakah yang sebaiknya saya pilih, tidak menggunakan kantung
plastik atau tidak menggunakan gelas plastik?”. Jawaban Beavan cukup sederhana
dan bahkan di luar ekspektasi orang-orang, yaitu “Jika saya hanya akan
melakukan satu hal, saya memilih menjadi relawan di organisasi lingkungan.
Karena di sana ada komunitas”.
Beavan merupakan salah seorang
yang mampu menginspirasi orang-orang lain yang menghuni planet ini. Memang,
kisah Beavan sepertinya sangat sulit untuk dilakukan. Bahkan, bila segala hal
di dalam film itu benar-benar dijalankan, mungkin bisa membuat frustrasi orang
yang menonton film ini. Anggapan terlalu idealis, sok menyayangi lingkungan, terlalu
mengada-ada dan lain sebagainya pasti akan terlontar. Tapi setidaknya, kita bisa
mencoba terlebih dahulu untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan. Ada
beberapa hal bisa dilakukan, ada yang sulit, serta sama sekali tidak dapat
dilakukan, namun semuanya itu butuh proses.
Sayangnya, film ini masih
menyisakan tanda tanya. Bagaimana hidup Beavan sekeluarga setelah proyek ini
selesai? Apa saja yang sampai saat ini masih dilakukan untuk mengurangi dampak
lingkungan? Apa pengaruh publikasi proyek ini terhadap lingkungan sekitar?
(Melly Amalia)
No comments:
Post a Comment
Silakan berikan tanggapan di sini