Anilawati Nurwakhidin (Koordinator Tim
Kampanye Zero Waste YPBB)
Sosoknya begitu sederhana dan
wajahnya tanpa polesan make up. Dengan kerudung dan pakaian santai yang biasa
dikenakan, senyumnya yang ramah tidak pernah lepas ketika kita menyapa.
Perempuan kelahiran 3 Juni ini banyak menghabiskan hari-harinya di Bandung
meski berdomisili dengan nenek dan kakeknya di Cimahi.
Tidak pernah terpikir sebelumnya
Anil akan menjadi seperti sekarang ini, sebagai aktivis lingkungan. Mengenang
masa kecilnya, Anil mengaku tidak punya cita-cita, ingin jadi seperti apa.
Hari-harinya dihabiskan dengan sekolah. Orang tuanya tidak terbiasa berdiskusi
tentang visi hidup dengan anak-anaknya. Di sekolah, katanya, Anil tidak ikut kegiatan
berorganisasi. Baru di dunia kampus, dia mengenal kegiatan berorganisasi
walaupun sifatnya lebih ke sebagai kegiatan pengisi waktu. Yang terpikir saat
itu adalah menjalani sekolah sesuai jenjangnya. Kemudian, setelah lulus kuliah,
ya kerja. Kerja itu harus yang menjanjikan di masa tua (baca: pensiun), begitu ucapan orang tuanya saat itu. Meski kuliah
di UPI (Universitas Pendidikan Indonesia,
dulu namanya IKIP) yang lulusannya identik dengan menjadi guru, tapi Anil
tidak berminat menjadi guru di pendidikan formal atau menjadi PNS sesuai
keinginan orang tuanya.