[PROFIL] Srikandi Nusantara : Perjuangan yang Tak Pernah Padam


Dari masa perjuangan sebelum Proklamasi sampai mencapai kondisi seperti sekarang, Indonesia tidak akan bisa besar tanpa adanya uluran tangan para Srikandi Nusantara. Dengan gigih mereka berjuang, mengajak menggali harapan dan membangun perubahan demi kemajuan bangsa Indonesia. Tanpa pamrih, tanpa lelah, tanpa tanda jasa mereka terus berjuang dalam segala kondisi.Di masa sebelum proklamasi banyak tokoh-tokoh perempuan yang berjuang melawan penjajah. Lalu perlahan di masa orde lama peranan perempuan mulai dihargai dan mereka memperjuangkan hak-haknya untuk memperoleh pendidikan walaupun masih sangat terbatas. Kemudian di masa orde baru, mulai muncul kesetaraan bahwa perempuan punya hak untuk mengeluarkan pendapat dan pemikirannya. Di masa reformasi peranan perempuan  semakin dihargai dalam banyak hal. Perempuan juga bisa memegang jabatan atau posisi tertentu, punya banyak kesempatan dalam hal pendidikan, berpendapat, pemikiran bahkan berkarya.  Bentuk gerakan perubahan yang dilakukan oleh kaum perempuan ini setiap masa berbeda, ada yang melakukannya secara individu atau dalam satu wadah komunitas/organisasi.

Disini kita akan mengulas lebih dalam bagaimana para Srikandi Nusantara ini memulai gerakannya, apa yang melatarbelakangi perjuangannya, bagaimana cara mereka melakukan perjuangan dan perubahan apa saja yang telah mereka kontribusikan dari masa ke masa.


Srikandi masa sebelum kemerdekaan

Dewi Sartika

Rd. Dewi Sartika
Dewi Sartika adalah salah satu pejuang pendidikan perempuan di tanah Sunda. Dari umur sepuluh tahun beliau sudah terlihat berbakat menjadi guru. Dewi Sartika kecil sering mengajarkan baca-tulis dan bahasa Belanda ke anak-anak pembantu di Kepatihan dengan menggunakan media bantu papan bilik kandang kereta, arang, dan pecahan genting. Kejadian ini sangat mengejutkan warga Cicalengka. Lalu pada usia delapan belas tahun (1902), Dewi Sartika merintis pendidikan bagi kaum perempuan. Ia mengajarkan merenda, memasak, menjahit, membaca, menulis dan sebagainya ke kaum perempuan disekitar kehidupannya. Dewi Sartika mendidik anak-anak perempuan bisa menjadi ibu rumah tangga yang baik, bisa mandiri, luwes, dan terampil. Maka dari itu, pelajaran yang diberikan adalah yang berhubungan dengan pembinaan rumah tangga.Dia ingin perempuan juga mempunyai kesempatan untuk menuntut ilmu. Akhirnya ia kembali ke Bandung dan meneruskan cita-citanya.

Sakola Istri

Dua tahun kemudian (1904) Dewi Sartika mendirikan sekolah khusus untuk kaum perempuan yang bernama Sakola Istri (Sekolah Perempuan), sekolah perempuan pertama se-Hindia Belanda. Murid-murid angkatan pertamanya terdiri dari 20 orang, dan mereka melakukan aktivitas menggunakan ruangan pendopo kabupaten Bandung. Lama kelamaan muridnya bertambah banyak dan membutuhkan ruangan yang cukup besar.Dengan berbekal tabungan pribadinya, Dewi Sartika membeli lokasi baru didaerah Kebon Cau. Meski awalnya mendapat pertentangan dari masyarakat akibat budaya pengekangan pada kaum perempuan, namun berkat kegigihannya, Sakola Istri mulai mendapat tanggapan positif dari masyarakat.

Nyi Ageng Serang
Nama aslinya adalah Raden Ajeng Kustiyah Wulaningsih Retno Edi. Ia merupakan keturunan Sunan kali Jaga dan mempunyai seorang cucu yang kelak menjadi pahlawan pendidikan Indonesia, yaitu Ki hajar Dewantara. Meskipun namanya tidak sepopuler R.A. Kartini, tapi perjuangannya sangat berguna bagi bumi Indonesia.

Di usia 16 tahun, ia mempunyai kepribadian yang luwes, cerdik, pandai dan berwatak keras. Harapannya untuk membebaskan rakyat dari jajahan Belanda sangat kuat. Beliau selalu menyebarkan benih-benih nasionalisme ketengah-tengah rakyat untuk melawan penjajah.

Ditengah adat yang masih kuat, Nyi Ageng Serang rajin mengikuti latihan militer bersama kaum lelaki. Ia juga sering mengikuti ayahnya, seorang yang ahli dibidang keprajuritan yang terjun ke medan perang melawan penjajah Belanda. Sampai ayahnya wafat, Nyi Ageng Serang menggantikan posisi ayahnya sebagai penguasa Serang. Barulah nama gelar Nyi Ageng Serang ini diberikan kepada beliau. Dengan kegigihannya, Nyi Ageng Serang membantu rakyatnya dan melakukan perlawanan fisik untuk mengusir pasukan Belanda.

Nyi Ageng Serang juga membantu perjuangan Pangeran Diponegoro melalui laskar Semut Ireng-nya. Pangeran Diponegoro menganggap Nyi Ageng Serang adalah sesepuh dan seorang yang ahli dalam strategi perang. Yang paling membuat sedih Nyi Ageng Serang adalah bukan sekedar berjuang melawan penjajah, tapi ia harus melawan bangsanya sendiri yang sudah menjadi antek-antek Belanda.Perjuangannya tidak sampai disini, bahkan di usia lanjut pun beliau masih memimpin pasukannya meski dari atas tandu.

Di usia 76 tahun, beliau meninggal dan menyisakan Serang sebagai daerah yang merdeka. Banyak teladan yang ditinggalkan dari seorang Nyi Ageng Serang. Semangat pengabdian, kegigihan, kesetiaannya terhadap bangsa Indonesia bahkan rela meninggalkan kemewahan demi perjuangannya.

Srikandi masa kini
Di era transformasi, kita menemui banyak kaum perempuan  yang memperjuangkan hak-haknya. Diantaranya ada Mama Yosefa, pendiri Yayasan Hak Asasi dan Kemanusia di Papua, yang berjuang membela kaum perempuan yang menjadi korban pelecehan, penganiayaan, pemerkosaan dan pembunuhan di pedalaman Kabupaten Mimika, Papua. Mama Yosefa juga mengimbau agar kaum pria menghargai hak dan martabat perempuan sehingga kasus-kasus yang dialami perempuan di  pedalaman Kabupaten Mimika, Papua tidak terulang lagi. Selain itu ada Ni Made Indrawati di Bali yang mengupayakan reaktualisasi sistem tradisional dalam mengelola manajemen lingkungan. Indra bersama penduduk desa Sumber Kelampok  di Taman Nasional Bali Barat membuat KUB (Kelompok Usaha Bersama) untuk mengatasi konflik yang terjadi dengan program peningkatan pendapatan, pertanian, konservasi hutan dan kelompok kerajinan tradisional dengan melibatkan nilai-nilai adat disana. Baru-baru ini bertepatan di Hari Ibu tanggal 22 Desember 2014, seorang aktivis perempuan Eva Susanti Hanafi Bande mendapat grasi dari Presiden jokowi. Eva dituduh melakukan tindak pidana penghasutan karena memperjuangkan hak agraria masyarakat di Sulawesi Tengah.Eva menjadi korban kriminalisasi karena melawan ketidakadilan dan menyuarakan hak-hak rakyat serta mengadvokasi konflik lahan antara masyarakat dengan perusahaan kelapa sawit.

Gerakan Perempuan Indonesia

Selain pejuang perempuan yang individu, banyak pula gerakan-gerakan dalam bentuk organisasi atau perkumpulan yang isu garapannya memperjuangkan dan memfasilitasi kebutuhan kaum perempuan. Diantaranya adalah :

Suara Ibu Peduli
Suara Ibu Peduli (SIP) adalah suatu komunitas atau perkumpulan yang mayoritas pengurus dan anggotanya adalah kaum hawa. Awal didirikan untuk menjadi wadah bagi ibu-ibu yang memiliki rasa kepedulian tinggi terhadap permasalahan yang ada dalam lingkungan sekitarnya. Masa krisis moneter tahun 1998 menjadi titik  awal terbentuknya SIP. Kondisi waktu itu adalah harga sembako sangat mahal dan masyarakat miskin tidak bisa memenuhi kebutuhan pokoknya. Hal ini menginspirasi sekelompok ibu rumah tangga untuk mendirikan komunitas. Waktu itu SIP salah satu bagian divisi sosial organisasi Jurnal Perempuan. Kemudian tahun  2002 SIP berdiri sendiri dan menjadi perkumpulan yang independen dan mempunyai ketertarikan dengan isu sosial, yang akhirnya bisa menjadi suara keprihatinan ibu dan perempuan. Pengurus SIP bersifat relawan . Mereka berjuang demi kepentingan sosial dan kepentingan masyarakat banyak dengan menggali potensi yang ada diantara mereka. Sebagai aktivis perempuan, anggota SIP tetap bisa menyeimbangkan antara mengurus keluarga dan aktivitasnya di SIP. Motto yang dianut oleh anggota SIP adalah : Karena kami manusia Kami bersuara, Karena kami ibu Kami peduli, Karena kami perempuan Kami berdaya.www.suaraibupeduli.org


The Urban Mama
The Urban Mama menjadi salah satu forum yang cukup menarik perhatian para orang tua dan calon orang tua. Hal-hal yang diulas dalam The Urban Mama terkait dengan dunia parenting.
Kalau kita menengok websitenya http://theurbanmama.com/, ada berbagai tema menarik yang bisa kita ulik seperti breast feeding, parenting,finance, home&kitchen, recipes, health &fitness, dan ruang forum. Artikelnya sangat beragam dan sangat bermanfaat bukan hanya untuk yang sudah menikah tapi juga untuk calon orang tua, bahkan juga yang belum menikah.  Mereka percaya bahwa setiap orang tua mempunyai gayanya sendiri dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya.  The Urban Mama mempunyai forum khusus untuk memfasilitasi para membernya berbagi informasi dari topik bisnis sampai topik kesehatan maupun pendidikan.

https://www.facebook.com/theurbanmama
  

AMAN Indonesia
The Asian Muslim Action Network (AMAN) adalah jaringan Muslim dan non Muslim -baik individu maupun institusi- di Asia. Didirikan tahun 1990, AMAN bekerja untuk mempromosikan keadilan dan perdamaian, termasuk pemberdayaan masyarakat, dialog antar umat beragama, serta advokasi atas hak-hak asasi manusia dan perempuan. Sedang AMAN Indonesia adalah lembaga yang bekerja untuk Pembangunan Perdamaian melalui peningkatan kapasitas dan partisipasi perempuan dan mulai berdiri pada tahun 2007.
AMAN mempunyai visi terciptanya masyarakat harmoni tanpa kekerasan melalui peningkatan kapasitas dan partisipasi perempuan dalam pengambilan kebijakan dengan spirit cinta kasih, saling pengertian dan tanpa kekerasan. Salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh AMAN dalam program pendidikan dan pendampingan adalah membuat Sekolah Perempuan untuk Perdamaian. .http://amanindonesia.org/


###


No comments:

Post a Comment

Silakan berikan tanggapan di sini