Pada rubrik Jalan-Jalan, telah diulas mengenai asal muasal kerajinan
perca Arpillera. Telah kita ketahui
pula bahwa seni Arpillera bertujuan
untuk mendorong suatu perubahan baik sosial, politik maupun lingkungan hidup. Di
negeri asalnya, Chile, Arpillera merupakan alat
perjuangan para ibu untuk melawan rezim militer.
Saya aktif di GSSI (Garage Sale Sekolah Ibu). GSSI merupakan
organisasi non-profit di Bandung yang menitikberatkan fokus perjuangannya pada
pengembangan lingkungan yang kondusif bagi anak. Dalam kegiatannya kami mengunakan Arpillera untuk menyuarakan isu-isu
yang sedang berkembang, misalnya kemanusiaan, lingkungan atau sosial.
yang sedang berkembang, misalnya kemanusiaan, lingkungan atau sosial.
Bermula dari keikutsertaan saya dalam workshop Arpillera yang diadakan Kail pada tahun 2011, saya membuat
Arpillera yang menceritakan tentang
dunia anak. Dunia yang tidak dapat diulang kembali, yang hendaknya menyenangkan
serta penuh warna, kreativitas dan kaya akan ruang belajar di tengah alam.
Kain arpillera yang mencerminkan harapan tentang taman bermain anak |
Taman Tongkeng di Bandung |
Semenjak itu, saya berjuang untuk ketersediaan taman bermain anak, bersama
kain Arpillera buatan saya tersebut. Kain
itu selalu saya bawa ke mana-mana, dan menjadi sarana bercerita tentang harapan
saya akan tersedianya tempat bermain sambil belajar dengan cara yang
menyenangkan. Beberapa pihak tergerak pula untuk turut memperjuangkan
keprihatinan yang sama. Alhamdulillah, atas kolaborasi berbagai pihak, di tahun
2013 tercapailah harapan kami, yaitu tersedianya taman ramah anak, Taman
Tongkeng di bilangan Patrakomala, Bandung.
Saya pun merasa bahwa ternyata Arpillera
bisa dinikmati sekaligus dijadikan
alat untuk sarana bercerita pada masyarakat luas. Maka, bersama para ibu lain
yang aktif di Sekolah Ibu, kami rutin menyelenggarakan kegiatan membuat Arpillera. Kami di GSSI menjadi senang
berkreasi dengan kain perca ini, karena lewat olah seni kain perca ini selain
bisa untuk memperjuangkan keprihatinan tertentu, juga menjadi salah satu terapi
kesabaran yang manjur bagi kami yang tinggal di kota dengan tingkat stess yang
lumayan tinggi.
Arpillera pun kini menjadi potongan kain yang mempunyai
kisah atau cerita menarik tersendiri dari si pembuatnya. Sebagai contoh, Arpillera yang dibuat pada foto di bawah
ini terdiri dari susunan 33 buah bunga, yang mencerminkan keragaman 33 provinsi di Indonesia. Ada
pula matahari serta awan dan hujan
yang mencerminkan kondisi iklim di Indonesia yang terdiri dari dua
musim. Arpillera ini menyiratkan
harapan dari pembuatnya, tentang kesatuan masyarakat di Indonesia yang majemuk
ini.
Kain arpillera yang mencerminkan 33 provinsi di Indonesia |
Berkaca dari pengalaman tersebut, kiranya
berikut ini tips yang dapat saya bagikan untuk pembaca. Pertama, agar bisa
digunakan untuk memberikan
penyadaran dan membawa perubahan
nyata pada suatu keadaan tertentu, maka Arpillera
ini dibuat dalam satu rangkaian
cerita di atas satu kain dengan
berbagai ukuran. Maka, tentukanlah simbol tertentu yang dapat digunakan untuk
menggambarkan harapan, misalnya bunga-bunga untuk melambangkan
provinsi-provinsi yang ada di Indonesia.
Kedua, tetapkan langkah-langkah selanjutnya,
yaitu membagikan cerita dari kain tersebut pada siapapun tanpa kecuali, tanpa
rasa malu ataupun gengsi. Perjuangan tentu tidak berhenti setelah kain Arpillera selesai dibuat. Dengan
menyebarluaskan kisah dari kain Arpillera
tersebut, semakin banyak orang tahu dan tergerak untuk berpihak atau turut
berjuang sesuai pesan dari kain Arpillera
itu.
Ketiga, menjaga konsistensi dari misi itu sendiri
dengan cara menggalang kerjasama dengan berbagai pihak yang memiliki
keprihatinan yang sama. Bisa dilakukan dengan menyelenggarakan kegiatan Arpillera di dalam kelompok. Tujuannya, selain
dapat menjaga semangat perjuangan, juga untuk membawa kebersamaan di dalam
kelompok itu sendiri.
Tini Martini Tapran
Ibu dari 2 anak,
pengajar bimbel, kepala sekolah KOBER GSSI, Kepala Sekolah Madrasah Nurul Iman,
volunteer YPBB, Kail dan KSK, ketua Yayasan Generasi Semangat Selalu Ikhlas dan
baru saja bergabung bersama PKK kota Bandung di Pokja 4
No comments:
Post a Comment
Silakan berikan tanggapan di sini