Rasanya cukup
mengherankan bila anak muda masa kini tidak mengenal internet, bahkan rasanya
internet telah menjadi kebutuhan atau gaya hidup manusia. Banyak hal yang
disediakan oleh internet, terutama berbagai bentuk hiburan dan juga ruang
eksplorasi yang tidak ada habisnya. Terlebih setelah media jejaring sosial
muncul, seperti Friendster, Facebook, Twitter, dll. Semuanya itu menjadi daya
pikat yang menyita waktu banyak orang untuk berkutat di dunia cyber tanpa pernah bosan.
Internet mulai
bertindak seperti “warung serba ada” yang menyediakan apa pun bagi orang-orang
yang mencari sesuatu. Segala hal yang dapat diubah ke dalam bentuk digital akan
tersedia, terlebih semenjak fasilitas mesin pencari seperti Google muncul,
pencarian informasi melalui internet semakin mudah untuk dilakukan.
Kerelawanan adalah
salah satu topik yang bisa dicari di dalam dunia internet, seiring dengan
adanya kebutuhan untuk mencari kegiatan dan juga nilai-nilai sosial yang ada di
dalam diri setiap orang untuk berbagi. Kini orang-orang semakin mudah untuk
mencari kegiatan-kegiatan yang
membutuhkan relawan, bahkan katakanlah semakin mudah untuk menjadi relawan.
Dalam situs http://www.worldvolunteerweb.org/ dipergunakan istilah online volunteering, yang merujuk kepada kegiatan kerelawanan berbasis komputer dan internet. Mereka memaparkan bahwa kegiatan online volunteering memberikan ruang baru bagi kegiatan kerelawanan di organisasi, kemampuan dan bakat, serta basis relawan yang baru. Online volunteering ini juga membantu mempromosikan organisasi dan misi mereka kepada khalayak yang lebih luas.
Beberapa kegiatan online volunteering yang dipaparkan di
dalam www.worldvolunteerweb.org
di antaranya adalah :
- Penelitian
- Penerjemahan
- Desain web
- Analisis data
- Pembangunan database
- Menulis proposal
- Editing artikel
- Mentoring online
- Desain publikasi
- Moderasi kelompok diskusi online
Kegiatan-kegiatan
tersebut tidak membutuhkan pertemuan secara langsung dan bisa dilakukan dengan
adanya fasilitas komputer dan internet. Dengan demikian, mereka yang memiliki
keterbatasan waktu dan transportasi dapat menyalurkan kebutuhan untuk menjadi
relawan dengan bentuk kegiatan tersebut.
Sumber : dokumen YPBB |
Gambar di atas
merupakan informasi kegiatan kerelawanan online
yang ditawarkan oleh YPBB dengan mempromosikannya melalui Facebook. Kegiatan
kerelawanan online yang ditawarkan
masih cukup terbatas, menurut pengakuan Anilawati Nurwakhidin, dikarenakan YPBB
masih memfokuskan diri untuk membangun sistem di internalnya. Sejauh ini,
kegiatan yang berhubungan dengan relawan adalah menjaga relasi dengan mereka,
berupa sapaan di media jejaring sosial. Selain Facebook, YPBB juga memiliki
blog dan Twitter yang memiliki fungsinya masing-masing. Secara khusus, blog
difungsikan sebagai media pendaftaran bagi para calon relawan, sepanjang tahun
2012 (sampai dengan Agustus 2012) tercatat ada sekitar 200 orang yang
mendaftar.
Contoh yang lain
adalah Yappika (Yayasan Penguatan Partisipasi, Inisiatif dan Kemitraan
Masyarakat Indonesia), yang menawarkan skema kerelawanan online (dapat dilihat di http://yappika.or.id/media/Skema_relawan_online.pdf)
dengan beberapa ruang kegiatan sebagai berikut :
- Penerjemahan bahasa Indonesia-Inggris , Inggris-Indonesia
- Searching isu untuk mendukung kegiatan riset, advokasi kebijakan dan kampanye
- Desain dan layout produk cetak maupun cenderamata
- Memberikan dukungan petisi atas suatu isu yang sedang digulirkan
- Menyebarluaskan informasi
- Memberikan dukungan berupa opini dalam sebuah artikel
- Memberi saran dan masukan melalui email atau pada kolom ‘interaktif’ di situs Yappika
- Memberikan donasi
-
Skema ini mulai
ditawarkan semenjak tahun 2006, sebagai pengembangan dari skema kerelawanan onsite yang digarap secara serius pada tahun 2003. Dengan adanya
kerelawanan online ini, Yappika mengatasi kendala geografis bagi mereka-mereka
yang ingin terlibat dalam kegiatan Yappika.
Internet dalam
beberapa tahun terakhir di satu sisi telah menunjukkan manfaatnya dalam
memperluas ruang bagi orang-orang dalam kegiatan kerelawanan. Sebagaimana
sebuah penelitian yang dilakukan oleh Molly O’Rourke dan Greg Baldwin pada
tahun 2004[1]
terhadap situs www.volunteermatch.org
tentang bagaimana internet telah
mengubah kerelawanan.
Situs
VolunteerMatch.org merupakan situs yang menyediakan layanan bagi para calon
relawan untuk menemukan ruang kerelawanan dan bagi organisasi-organisasi
non-profit untuk menemukan relawan yang tepat untuk organisasi mereka. Penelitian
ini melibatkan sebanyak 1122 orang pengguna VolunteerMatch.org dan 996
organisasi non-profit.
Dari penelitian
tersebut, kita dapat melihat bagaimana orang-orang (baik pihak relawan maupun
organisasi pengguna) menjadi semakin mudah untuk menemukan apa yang mereka
butuhkan. Para calon relawan lebih gampang menemukan isu spesifik yang menjadi
preferensi, sementara organisasi pengguna lebih mudah menemukan relawan sesuai
dengan spesifikasi yang diperlukan.
Bidang kerelawanan yang
paling banyak digeluti oleh para relawan adalah bidang anak-anak dan orang
muda, diikuti dengan bidang satwa. Selain itu, dari segi jenis kelamin, 84%
dari pengguna situs adalah perempuan. Sedangkan dari segi usia, 50% pengguna
berusia di bawah 30 tahun. Hal ini mungkin menunjukkan bahwa minat kerelawanan
lebih banyak terdapat pada perempuan muda.
(David Ardes Setiady)
[1] Dari The Journal of Volunteer
Administration - How the Internet has Changed Volunteering: Findings from a
VolunteerMatch User Study, Vol.22,
No.3, 2004
No comments:
Post a Comment
Silakan berikan tanggapan di sini