Judul: The Big Short
Tahun: 2015
Sutradara: Adam McKay
Pemeran: Christian Bale,
Steve Carell, Ryan Gosling, dll
Genre: Biografi,
drama, komedi
Rating: Dewasa
|
Skor IMDB: 7.8
Skor Metacritic: 81%
Skor Rotten Tomatoes: 88%
|
*Review ini mengandung cerita-cerita yang merupakan bagian plot penting dalam film
Walaupun dikemas dalam genre drama dan komedi, isu yang diusung film The
Big Short tidaklah main-main. Kehancuran ekonomi Amerika Serikat di tahun 2008,
yang efeknya berantai ke seluruh dunia menjadi narasi utama. Hollywood seakan mencoba menceritakan ‘borok’ negaranya sendiri dengan
krisis ekonomi yang dianggap paling fatal di sepanjang sejarah modern.
Walau begitu, penyampaian cerita film ini dibuat upbeat, lucu dan tidak membosankan. Bahkan, pemirsa bisa terdorong
mendukung tokoh-tokoh utama sebagai semacam protagonis yang bertaruh melawan
sistem. Seakan mereka sedang berupaya menyelamatkan dunia. Aktor Ryan Gosling
memainkan salah satunya sebagai Jared Venett---seorang bankir dari bank investasi multinasional, Goldman Sachs. Gosling sekaligus berperan menjadi narator film yang serba tahu.
Sesekali, alur film akan berhenti untuk mempermudah pemirsa memahami apa
yang sedang terjadi. Tidak
mudah mencerna film yang memuat adegan-adegan dengan begitu banyak istilah investasi dan ekonomi.
Kritik tentang penggunaan istilah-istilah memusingkan ini pun dimuat
di dalam film, ketika karakter narator berujar:
[Istilah-istilah ini] cukup membingungkan
bukan? Apakah Anda merasa bosan? Atau merasa bodoh? Ya, memang sudah seharusnya
begitu. Wall Street senang menggunakan istilah-istilah membingungkan supaya
Anda menganggap hanya mereka yang bisa mengerjakan apa yang mereka kerjakan.
Atau, bahkan, supaya Anda membiarkan saja mereka mengerjakan apapun.
Di setiap jeda tersebut, pemirsa disuguhi sketsa bintang-bintang populer yang
mencoba menjelaskan dengan peragaan-peragaan yang lebih dekat dengan dunia
nyata. Chef Anthony Bourdain, penyanyi Selena Gomez, hingga aktris Margot Robbie
pun menjadi cameo.
Namun, pemirsa akan tetap membutuhkan sedikit ketertarikan atau mungkin
pengetahuan tentang dunia finansial untuk bisa dengan mulus mengikuti jalan cerita film ini.
Tiga kisah berbeda membawa pemirsa memahami bagaimana ekonomi Amerika
Serikat runtuh. Di balik itu, terkuak juga bagaimana sistem yang fraud atau penuh tipu daya mendorong
peristiwa-peristiwa itu terjadi. Cerita dimulai
saat seorang manajer dana investasi bernama Dr. Michael Burry menyadari bahwa
pasar perumahan Amerika akan jatuh mulai dari tahun 2007.
Kisah terbentuknya pasar perumahan Amerika diawali sejak 3 dekade sebelumnya. Pada tahun 1970-an, seorang pedagang obligasi bernama Lewis Ranieri menciptakan “mortgage bonds” atau singkatnya semacam surat hutang yang terdiri dari ribuan cicilan rumah (KPR). Surat hutang tersebut kemudian diperjualbelikan. Keuntungan memiliki surat hutang tersebut diasumsikan tinggi, karena terdiri dari banyak sekali hutang yang mencakup cicilan pokok serta bunganya.
Ryan
Gosling, sang bankir sekaligus tokoh narator, menggunakan permainan Jenga untuk
menjelaskan mortgage bonds. Sumber:
boothbayregister.com
|
Pasar perumahan selalu diasumsikan
sebagai pasar yang stabil dan berisiko rendah. “Semua orang pasti akan membayar
cicilan rumahnya!” “Orang macam apa yang tidak menyicil untuk rumahnya?” Karena
anggapan itu, surat-surat tersebut diberi rating
atau nilai tinggi oleh lembaga-lembaga penilai kredit.
Begitulah kepercayaan sistem yang secara
umum berjalan. Seiring cerita,
kepercayaan tersebut ternyata berdasarkan asumsi yang terlalu besar. Kepercayaan
tersebut mengakar dan mendorong praktek-praktek yang mendukungnya untuk terus
mengikuti. Selama 3 dekade lebih praktek tersebut bergulir dan meraup keuntungan.
Dr. Burry melihat bahwa surat
hutang tersebut sebenarnya berisiko. Terutama, karena di dalamnya terkandung
tidak hanya KPR bernilai prima, namun juga KPR kelas bawah. Ternyata muncul
praktek di mana banyak KPR bernilai kurang baik, yang memiliki risiko tinggi
tidak dicicil, dipadukan ke dalam mortgage
bonds. Dan anehnya lembaga penilai kredit tetap menilai banyak mortage bonds yang ada dengan rating tinggi.
Dr. Burry pun mengambil sebuah
langkah investasi yang kurang lebih serupa dengan mengasuransikan surat-surat
hutang tersebut. Jika terjadi wanprestasi cicilan sesuai prediksinya, maka dia
akan mendapatkan untung yang sangat besar dari asuransi tersebut. Akan tetapi, tentu
dia pun harus membayar premi yang jumlahnya sangat banyak kepada bank.
Pada awalnya, tidak ada produk asuransi
seperti itu. Dr. Burry berkeliling dari satu bank ke bank lainnya di New York
dan mendapatkan tatapan ketidakpercayaan. Tentu saja, Dr. Burry ingin membeli
asuransi yang nilainya sangat besar untuk hal yang dipercayai secara umum tidak
akan pernah terjadi. Namun, para bank tersebut menyetujui untuk menyediakannya karena
melihat banyaknya uang yang akan Dr Burry bayar. Setelah Dr. Burry pergi dari
ruangan rapat, para bankir tersebut menertawakannya.
Sampai akhir cerita, Dr. Burry menggelontorkan
1.3 milyar USD dari dana investasi yang dia kelola untuk mengasuransikan
surat-surat hutang tersebut.
Langkah awal Dr. Burry tidak
dipercayai oleh orang kebanyakan. Akan tetapi, beberapa orang mengikuti
langkahnya. Salah satunya adalah dua pemain muda bernama Jamie Shipley dan
Charlie Geller. Keduanya dibantu oleh Ben Rickert, seorang mantan bankir yang
percaya bahwa dunia akan jatuh ke dalam krisis. Ben digambarkan sebagai orang
yang tidak mempercayai sistem finansial dan kini menanam sayuran di halaman
rumahnya.
Jamie dan Charlie sangatlah
bersemangat saat mereka mengambil keputusan-keputusan gila serupa dengan apa
yang Dr. Burry lakukan. Pada suatu waktu, Ben tiba-tiba menghardik mereka dan
berkata:
“Kita
baru saja bertaruh melawan ekonomi Amerika. Yang berarti jika kita benar, orang
akan kehilangan rumah. Orang akan kehilangan pekerjaan. Orang akan kehilangan
tabungan dan dana pensiun. [Bank] menganggap manusia sebagai
angka saja. Saya beri tahu sebuah angka untuk Anda: setiap
1% angka pengangguran naik, 40.000 orang meninggal dunia. Tahukah Anda tentang
itu?"
Ketika di realita akhirnya banyak
cicilan yang wanprestasi, mereka semua bersiap-siap meraup keuntungan. Namun, sistem berkata lain. Rating surat
hutang-surat hutang tersebut tetap tinggi. Mulailah terkuak sistem yang penuh
ketidakjujuran.
Pada tahun 2008, akhirnya krisis
pun terjadi. Harga rumah di Amerika stagnan dan akhirnya turun. Jutaan rumah
tidak terjual. Para protagonis film pun mendapatkan keuntungan mereka. Namun di
sekeliling mereka, dunia digambarkan luluh lantak.
Salah satu dampak terbesarnya Lehman Brothers, bank investasi terbesar keempat di Amerika Serikat yang sudah berdiri selama 158 tahun pun bubar. Para karyawannya digambarkan berjalan keluar dari gedung kantor membawa kardus-kardus berisi barang mereka. Mereka menangis dan bersumpah serapah. Keluarga-keluarga pun kehilangan rumah mereka dan tinggal di tenda atau mobil.
Seorang karakter bernama Mark Baum
(Steve Carell), yang turut meraup keuntungan dari krisis ini, menutup film
dengan dialog yang terdengar ironis. Dia menyatakan bahwa pemerintah pasti akan
melakukan bail out dengan uang pajak
dari warga negara. Menurutnya, selama ini sistem mengetahui krisis ini akan
terjadi. Mereka tidaklah bodoh, menurutnya, mereka hanya tidak peduli.
Rekannya pun menimpali bahwa setidaknya, beberapa orang pasti akan dipenjara karena tindakan mereka. Mark pun menjawabnya, “Aku tidak tahu, aku tidak tahu, Vinnie. Aku memiliki perasaan bahwa sepertinya dalam beberapa tahun ke depan orang-orang akan melakukan apa yang selalu mereka lakukan saat ekonomi jatuh. Mereka akan menyalahkan imigran dan rakyat miskin.”
Sang narator pun mengamini prediksi Mark dan menceritakan apa yang terjadi setelah krisis tersebut. Film pun berakhir. Sebelum credit title, beberapa catatan muncul menjelaskan bahwa dampak krisis di Amerika Serikat saja mencapai: sejumlah 5 trilyun USD dana lenyap, 8 juta orang kehilangan pekerjaan, dan 6 juta orang kehilangan rumah.
Charlie dan Jamie berupaya menuntut lembaga rating kredit, namun biro-biro hukum menertawakan mereka. Dr. Burry mencoba memberitahu pemerintah bagaimana dia bisa memprediksi krisis, namun tidak ada yang pernah menghubunginya. Dr. Burry sudah menutup perusahan pengelolaan investasinya. Dia kini masih berinvestasi secara kecil-kecilan pada satu komoditas saja: air.
Film The Big Short sungguh
menghibur dari segi alur cerita. Hollywood kali ini berhasil menggabungkan
komedi dan alur cerita yang memuaskan pemirsa dengan kritik-kritiknya. Dari
film ini, kita bisa melihat kesenjangan yang sangat besar antara realita dengan
bagaimana sistem finansial yang memuat realita kita sehari-hari bekerja.
Bagaimana aksi 30 tahun yang lalu memperkuat asumsi-asumsi hingga mendorong
krisis ekonomi global.
Film ini bisa memberikan catatan atau peringatan bagi kita, atau bahkan inspirasi, tentang tantangan kita dalam memenuhi kebutuhan hidup. Tidak bisa dipungkiri bahwa hampir di semua sektor, hutang adalah roda yang menggerakan ekonomi saat ini. Apakah kita bisa mencoba bentuk pilihan-pilihan lain? Baik secara individu maupun secara kolektif? Pertanyaan-pertanyaan ini sungguh sulit dan bahkan bisa mengundang keheranan jika bukan cemoohan. Seperti ketika Dr. Burry menanyakan hal yang menurut para bankir sangat tidak sesuai dengan kebiasaan yang mereka percayai.
Namun, setiap langkah kebaruan
hampir pasti membutuhkan pertanyaan di awal. “Apakah ini mungkin?”
No comments:
Post a Comment
Silakan berikan tanggapan di sini