Memiliki bayi pada zaman sekarang ini membutuhkan
upaya yang tidak kecil. Semua itu ditujukan agar segala kebutuhan bayi
terpenuhi dan bayi dapat tumbuh sehat dan bahagia. Salah satu kebutuhan pokok
bayi adalah pakaian. Dan jenis pakaian yang paling banyak dibutuhkan adalah
popok. Pada zaman saya kecil, ibu saya menggunakan popok kain. Popok ini
terbuat dari kain katun segiempat dengan tali di kedua ujungnya. Ketika dipakai
tinggal diikatkan di perut bayi. Popok ini sangat fleksibel karena bisa
digunakan dari bayi lahir sampai agar besar, sampai dapat digunakan celana.
Menggunakan popok seperti itu ada suka dukanya. Sukanya, popok tersebut cukup nyaman untuk bayi, mudah diurus dan bisa digunakan untuk adik atau saudara yang lebih kecil. Dukanya adalah, saat setiap pipis maka baju bayi, celana, kain gendongan, alas tidur, selimut, baju yang mengasuh pun ikut basah. Belum lagi ketika buang air besar (BAB). Selain perlu waktu dan tenaga untuk mencucinya, kita perlu perlu juga mengamati kondisi matahari. Jika sedang mendung, maka jemuran akan menumpuk dan menjadi lembab.
Popok kain bagian luar |
Pada zaman sekarang ini muncul popok sekali
pakai. Dari sisi kepraktisannya, popok ini memang unggul dibandingkan dengan
popok biasa. Di dalam popok sekali pakai terkandung zat yang menyerap cairan,
sehingga meskipun bayi pipis, bagian luar popoknya tetap kering. Dengan popok
ini, tentu saja jumlah cucian akan berkurang. Persoalannya, penggunaannya telah
menimbulkan beberapa persoalan yaitu penumpukan sampah. Bahan popok ini tidak
mudah terurai, mencemari tanah dan air. Tidak heran, jika salah satu jejak
ekologis terbesar dari seorang bayi adalah penggunaan popok sekali pakai.
Keprihatinan akan kerusakan alam telah
memunculkan berbagai inisiatif hidup ramah lingkungan. Salah satunya adalah
pokok pakai ulang. Bedanya dengan popok saat saya kecil, popok ini lebih nyaman
digunakan. Popok ini dibuat dengan bahan yang menyerap cairan di sebelah dalam,
tetapi tidak bisa menembus ke luar. Jadi basah pipisnya tidak ke mana-mana.
Bedanya dengan popok sekali pakai, popok ini bisa dicuci, dijemur dan digunakan
lagi. Bedanya dengan popok zaman dahulu yang menggunakan tali, popok pakai
ulang jaman sekarang menggunakan kancing-kancing yang kita bisa atur di sebelah
mana yang digunakan tergantung ukuran bayi. Selain itu digunakan karet untuk
membuatnya fleksibel ukurannya dan tidak mudah melorot. Bahan kainnya pun
beraneka ragam, dari yang sangat lembut dengan motif yang bermacam-macam
tergantung selera kita.
Popok Kain Bagian Dalam |
Jika dibandingkan dengan harga popok biasa
dan popok sekali pakai, harga popok pakai ulang ini tampaknya cukup mahal.
Bayangkan, satu pokok pakai ulang harganya bisa sama dengan popok sekali pakai
sekantong besar isi 20, atau mungkin setengah lusin popok zaman dulu. Tetapi
kita baru bisa mengetahui harga yang sebenarnya setelah menghitung kebutuhan
biaya selama minimal setahun. Berikut ini adalah contoh perhitungan kasarnya:
Kebutuhan popok
pakai ulang selama setahun:
20 buah popok
pakai ulang X Rp. 50 ribu = Rp. 1.000.000,-
Kebutuhan popok
sekali pakai selama setahun:
6 popok sekali
pakai X Rp. 2.000,- X 365 hari = Rp. 4.380.000,-
Kebutuhan popok
zaman dulu selama setahun:
15 popok per hari
X 3 hari stok X Rp. 10.000,- = Rp. 450.000,-
Perhitungan di atas belum memasukkan biaya
lainnya seperti biaya mencuci (termasuk mencuci baju dan peralatan bayi lainnya
yang terkena ompol), biaya pengolahan limbah dan lain-lain. Jika biaya-biaya di
atas dimasukkan maka biayanya akan semakin besar.
Keunggulan lain dari popok pakai ulang
adalah dapat digunakan kembali untuk bayi yang lain. Kita bisa membuat kelompok
yang memakai ulang popok popok dan perlengkapan bayi lainnya. Keberadaan
kelompok semacam ini sangat menguntungkan, karena kita tidak perlu mengeluarkan
uang banyak untuk barang perlengkapan bayi, khususnya untuk barang-barang yang
waktu penggunaannya singkat.
Untuk memaksimalkan manfaat, kelompok ini
juga bisa diperluas tidak hanya untuk popok pakai ulang, tetapi juga berbagai
perlengkapan anak lainnya. Anak-anak saya dan anak-anak teman-teman saya saling
mewariskan dan diwarisi pakaian-pakaian, popok, celana, sepatu, mainan dll. Dengan
menggunakan barang-barang bekas, pengeluaran kita menjadi lebih sedikit.
Setelah pakaian kekecilan pun, selama kondisinya masih bagus, kita bisa
wariskan kembali kepada anak-anak yang lain. Dengan demikian rantai penggunaan
barang pun bisa diperpanjang. Umur pakai barang menjadi lebih panjang dan
bermanfaat untuk lebih banyak orang. Secara total, kita akan menghemat
sumberdaya untuk menghasilkan barang baru. Barang yang menjadi limbahpun lebih
sedikit. Semoga dengan pola hidup seperti ini, kerusakan lingkunganpun dapat
berkurang.
Tips 1
Tips memilih popok pakai ulang:
-
Pertimbangkan masa pakai bayi
dan ukuran bayi selama memakainya. Pilih popok pakai ulang yang dapat
mengakomodasi ukuran tersebut.
-
Perhatikan kualitas
kancingnya, pilih yang kuat, mudah dipasang dan dilepas, tetapi tidak mudah
terlepas. Selain kancing, kadang-kadang digunakan perekat (prepet). Pilihlah
perekat yang kuat dan tidak mudah terlepas, tetapi mudah dipasang.
-
Perhatikan bahan yang
digunakan, bagian dalam pilih yang lembut dan menyerap air. Bagian yang luar,
pilih yang lembut tetapi kedap air. Bagian tengah, pilih yang bisa
dikeluarkan dan ditambahkan sesuai kebutuhan. Biasanya semakin besar usia
anak, volume pipisnya akan bertambah. Pastikan bahwa bagian tengah ini dapat
menyerap air dengan baik.
-
Perhatikan bahannya, pilihlah
yang terbuat dari bahan yang mudah kering ketika dijemur.
-
Perhatikan bahannya, pilihlah
yang terbuat dari bahan yang nyaman digunakan.
-
Perhatikan berat bahannya,
semakin ringan semakin baik.
-
Perhatikan bahannya, pilih
yang jika terkena kotoran bayi, mudah dibersihkan dengan sikat.
-
Perhatikan karet pinggang dan
pahanya. Pilihlah yang terbuat dari bahan yang tidak mudah melar.
-
Perhatian corak dan warnanya,
pilihlah warna yang tidak mudah kotor.
|
Tips 2
Tips mencuci popok kain hemat waktu, hemat air dan
hemat sabun.
-
Siapkan 3 wadah tertutup: (1)
untuk pakaian bayi yang sudah dipakai tertapi relatif masih bersih, (2) untuk
pakaian yang terkena pipis, dan (3) untuk pakaian yang terkena tinja.
Pemisahan ini bertujuan agar kotoran pada salah satu pakaian tidak menempel
di pakaian yang lain. Proses pencucian akan dilakukan secara terpisah untuk
masing-masing jenis pakaian.
-
Membersihkan pakaian bayi
yang tidak terlalu kotor.
o
Masukkan pakaian bayi yang
sudah dipakai tetapi masih bersih ke dalam baskom berisi air dengan sedikit sabun.
o
Kucek-kucek sampai bersih.
o
Jika ada noda kotoran,
bersihkan noda itu dengan sabun mandi.
o
Bilas dengan air sampai
bersih.
-
Membersihkan pakaian bayi
yang terkena pipis.
o
Masukkan pakaian bayi yang
terkena pipis ke dalam baskom berisi air bersih.
o
Kucek-kucek pakaian tersebut
sampai pipisnya larut ke dalam air.
o
Jika jumlah pakaiannya banyak
sementara airnya sedikit, ada kemungkinan dibutuhkan dua kali pembilasan.
o
Pembilasan dilakukan sampai
bau pipisnya hilang.
o
Air bilasan pipis ini dapat
digunakan untuk menyiram tanaman.
o
Rendam pakaian bayi yang
sudah hilang bau pipisnya dengan air sabun.
o
Kucek-kucek sampai bersih.
o
Bilas kembali sampai sabunnya
hilang.
-
Membersihkan pakaian bayi
yang terkena tinja:
o
Bersihkan kotoran bayi dengan
sikat.
o
Setelah itu masukkan dalam
baskom untuk dibilas dengan air bersih sambil terus disikat sampai semua
kotorannya hilang.
o
Buang air yang bertinja ke
dalam wc.
o
Isi baskom dengan air,
masukkan popok ke dalamnya dan gosok bekas noda tinja yang masih tersisa
dengan sabun mandi. Kucek-kucek perlahan atau gunakan sikat sampai nodanya
hilang.
o
Bilas dengan air bersih
sampai sabunnya hilang.
Untuk menghemat air dan sabun, dapat dilakukan hal
berikut:
Air sabun dan air bilas bekas cucian tipe 1, dapat
digunakan untuk cucian tipe 2 dan kemudian tipe 3.
|
No comments:
Post a Comment
Silakan berikan tanggapan di sini