Oleh: David Ardes Setiady dan Navita Astuti
Pengantar
Foto: dokumen pribadi Navita |
Dalam edisi Proaktif Online kali ini, kami
menyebarkan kuesioner kepada beberapa responden untuk mendapatkan gambaran
mengenai peran ayah masa kini di dalam keluarga. Bagaimana tantangan yang
dihadapi oleh para ayah tersebut dengan kondisi yang unik, serta menjadi bahan
permenungan kita bersama tentang posisi dan peran ayah dalam keluarga masa
kini.
Tugas
Rumah Tangga : Keterlibatan Ayah dan Fleksibilitas
Dewasa ini, ayah dan ibu yang bekerja
menjadi pemandangan yang semakin umum di Indonesia. Salah satu faktor
penyebabnya adalah desakan ekonomi yang menuntut ibu untuk turun tangan dalam
menambah pemasukan bagi neraca keuangan rumah tangga. Untuk itu, kami
mengajukan pertanyaan kepada responden tentang bagaimana pembagian tugas rumah
tangga di antara ayah – ibu.
Pada umumnya, para responden tidak
memaparkan prinsip pembagian tugas yang jelas. Pembagian tugas tidak lagi
didasarkan pada peran gender, di mana ayah wajib mencari nafkah sementara ibu
yang wajib mendidik dan mengasuh anak. Umumnya para responden, sebagai ayah,
terlibat dalam tugas rumah tangga. Namun skala keterlibatannya yang
berbeda-beda sesuai kesepakatan dengan pasangannya masing-masing.
Di sinilah peran ayah menunjukkan
fleksibilitas, di mana ayah tidak lagi sebatas sebagai pencari nafkah semata
yang tidak terlibat dalam tugas rumah tangga. Seorang ayah bisa saja mencuci
pakaian, memandikan anak, menemani anak belajar, menidurkan anak. Ayah semakin
hadir dalam kehidupan anak-anak. Keterlibatan ayah dapat dimungkinkan karena
pekerjaan tidak lagi mengharuskan seseorang untuk keluar dari rumah.
Dalam hal pembagian tugas rumah tangga,
seluruh responden menyatakan terlibat dalam pekerjaan domestik rumah tangga,
terutama dalam hal pengasuhan anak.
Peran
Ayah Ideal yang Diharapkan di Masa Kini
Setiap pria dulunya adalah seorang anak
yang memiliki kesan tersendiri tentang ayahnya, yang sedikit banyak menjadi
dasar ataupun pedomannya untuk mengambil perannya ketika menjadi ayah. Peran
ayah yang lebih fleksibel dan lebih terlibat dalam tugas rumah tangga, terkait
erat dengan pemahaman akan peran sebagai ayah dalam keluarga. Interaksi antara
kesan (kenangan) dan kesadaran gender, sepertinya berpengaruh pada pemahaman
tentang peran ayah di dalam keluarga. Para responden, secara umum, mengamini bahwa
peran ayah ideal adalah sebagai mitra bagi istri dan sebagai teman bagi anak.
Hal ini teridentifikasi dari pernyataan-pernyataan
sebagai berikut :
- Menjadi rekanan yang sejajar bagi istri
- Ayah harus hadir di tengah urusan keluarga dengan prinsip : ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani
- Ayah dan ibu mengurus anak secara bersama
- Bisa berkomunikasi dengan anak
- Sebagai sahabat, teman, saudara
- Menjadi pendengar yang baik
- Intens memberikan perhatian dan pendampingan
Para responden juga menyadari bahwa peran
ayah yang ideal adalah terlibat dalam proses tumbuh kembang anak, intinya
adalah hadir dalam hidup mereka. Kehadiran tersebut terwujud dalam komunikasi
yang terjalin di setiap hari, di sinilah ayah berperan sebagai teman bagi anak.
Namun hubungan pertemanan ini menghendaki ayah yang tegas, bukan keras dalam
artian otoriter, sebagaimana yang diungkapkan oleh 2 orang responden.
Menjadi seorang ayah seperti yang
diharapkan menemukan tantangannya pada setiap pribadi dan keluarga. Tantangan
yang bervariasi yang diungkapkan oleh para responden, di antarnya :
- Soal waktu untuk bersama dengan keluarga (istri dan anak). Ketersediaan waktu yang dimiliki seorang ayah dipengaruhi oleh beban pekerjaan yang ia kerjakan ataupun manajemen waktu yang dilakukan. Menyediakan waktu bagi keluarga, termasuk di dalamnya adalah hadir di dalam proses tumbuh kembang anak, hadir di kala anak membutuhkan sosok ayahnya. Terkadang dengan jenis pekerjaan yang menuntut waktu di luar rumah, hal pengasuhan anak terpaksa dipindahtangankan atau membutuhkan bantuan dari tenaga pengasuh.
- Soal pengendalian emosi.Terkadang pada saat beban kerja sedang tinggi, ataupun pada kondisi yang kurang menyenangkan, bersikap tenang dan berkepala dingin menjadi tantangan. Terutama pada saat menghadapi anak-anak. Tidak jarang, anak-anak mendapatkan pelampiasan emosi negatif orang tua tanpa sempat memahaminya dengan bijaksana. Pengendalian emosi ini mungkin terkait dengan persoalan pengenalan diri dalam pribadi sang ayah. Salah seorang responden mengemukakan bahwa dengan mengenal diri akan membantu ayah untuk dapat berpartisipasi dalam mengelola keluarganya dengan baik.
- Soal nilai-nilai yang berbeda dari lingkungan pergaulan.Setiap anak-anak tidak dapat terhindarkan untuk bergaul dengan lingkungan tempat tinggalnya, di mana interaksi nilai-nilai terjadi dan kemungkinan memiliki pertentangan dengan nilai-nilai yang telah diajarkan kepada anak-anak.
- Soal gadget smartphone. Dewasa ini hampir semua keluarga memiliki smartphone yang menawarkan berbagai fitur canggih, terutama untuk hiburan. Terkoneksi dengan internet setiap hari, kerap menyita perhatian orang tua dari perhatian. Di sisi lain, ketika anak-anak terpapar dengan smartphone menyebabkan mereka jauh dari realitas hidup sehari-hari dan kurang bergerak. Hal ini turut menurunkan kualitas kesehatan anak-anak. Disiplin dalam penggunaan smartphone dan kesepakatan antara ayah-ibu menjadi kunci dalam penegakan disiplin tersebut.
Penutup
Dengan berbagai tantangan kehidupan di
jaman sekarang ini, peran seorang ayah di dalam keluarga tidak lagi cukup
sebatas pencari nafkah. Keterlibatan ayah dalam mengasuh anak dan mendampingi
mereka dalam proses tumbuh kembang menjadi sesuatu yang tidak terhindarkan. Di
samping itu, relasi antara ayah-ibu semakin mengarah pada hubungan kemitraan
yang setara, di mana ayah dan ibu bekerja sama untuk mengelola rumah tangga
dengan pembagian tugas yang fleksibel.
Ke depannya, peran ayah dan ibu merupakan hasil
kesepakatan di antara pasangan, bukan sesuatu yang diharuskan oleh masyarakat.
Bagaimanapun, ayah dan ibu adalah yang paling mengerti apa yang mereka hadapi
di dalam hidup sehari-hari. Ayah pun diharapkan dapat semakin hadir dalam hidup
anak-anaknya.Ayah - ibu - anak |
No comments:
Post a Comment
Silakan berikan tanggapan di sini