Aktivis,
menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah seseorang dengan jabatan tertentu, seperti
anggota organisasi politik, sosial, buruh, petani, pemuda, mahasiswa, wanita,
lingkungan, ataupun pendidikan yang bekerja aktif dan mendorong pelaksanaan sesuatu
atau berbagai kegiatan di organisasinya. Menjadi aktivis adalah sebuah pilihan,
pilihan untuk mengembangkan hal-hal yang menjadi fokus keberpihakannya untuk
“ditularkan” kepada masyarakat luas bersama dengan komunitas atau
organisasinya. Misalnya, seorang aktivis lingkungan akan terus berusaha untuk
mengembangkan kegiatan-kegiatan yang bisa diterapkan dalam masyarakat luas agar
lingkungan lestari dan berkelanjutan sampai masa yang akan datang. Contoh konkritnya,
suatu LSM lingkungan hidup akan melakukan kegiatan kampanye Zero Waste
(nol sampah) kepada masyarakat luas beserta solusi-solusi yang ditawarkannya,
dengan harapan setelah kampanye tersebut selesai, masyarakat yang telah
dibinanya tersebut dapat mengurangi atau bahkan menerapkan gaya hidup “nol sampah” dalam kegiatan sehari-harinya.
dibinanya tersebut dapat mengurangi atau bahkan menerapkan gaya hidup “nol sampah” dalam kegiatan sehari-harinya.
Akan
tetapi bagi seorang aktivis, untuk mendorong keberpihakannya menjadi
keberpihakan masyarakat luas tentu tidak mudah. Banyak hal yang perlu
ditingkatkan untuk mencapai visi misi organisasi. Salah satunya, adalah dalam hal pengembangan diri aktivis itu
sendiri agar mampu menjadi orang yang penuh dengan ide-ide segar, inovatif,
kreatif, serta berwawasan luas.
Sumber : http://notes.fredkhos.com/2012_05_01_archive.html |
Bagaimanakah
cara melakukan pengembangan diri bagi aktivis itu? Berikut tips yang bisa
teman-teman aktivis lakukan untuk pengembangan diri tersebut:
1.
Perbanyaklah
membaca. Pepatah mengatakan, “membaca adalah gudangnya ilmu”. Dengan membaca,
selain wawasan keilmuan kita lebih meningkat, ide untuk melakukan suatu hal yang sebelumnya tidak terpikirkan
menjadi terlintas dalam pikiran kita, dan ide tersebut muncul salah satunya
ketika kita membaca.
2.
Berdiskusi
dan observasi. Melakukan diskusi, observasi, serta brainstorming dengan para
pakar, teman, masyarakat, tentunya juga akan menambah wawasan keilmuan kita.
Kita biasanya akan lebih peka dan memahami apa yang sebenarnya dibutuhkan dalam
kehidupan bermasyarakat ketika kita telah berbaur dengan mereka, salah satunya
adalah dengan melakukan diskusi dan observasi (pengamatan). Jadi, selain
menambah wawasan keilmuan ataupun ide, berdiskusi dengan banyak orang juga bisa
menambah pertemanan ataupun networking.
3.
Mengikuti
training/workshop/seminar dan mempraktekkannya. Dengan mengikuti pelatihan yang
berkaitan dengan fokus kegiatan komunitas/organisasi masing-masing aktivis,
kiranya para aktivis dapat menambah intelektualitas diri sebagai salah satu cara untuk
mengembangkan diri. Salah satu contoh adalah ketika seorang aktivis lingkungan
mengikuti pelatihan menulis, dan kemudian mempraktekkannya dengan cara
menuliskan ide-idenya di media
sosial seperti blog. Hal tersebut dilakukan supaya orang lain tahu apa yang
menjadi cita-cita seorang aktivis lingkungan sekaligus mengampanyekan isu pelestarian
lingkungan hidup dan berharap cita-cita atau ide tersebut menjadi panutan yang
lain.
4.
Selalu
bersifat terbuka terhadap kritik dan saran yang disampaikan oleh orang lain.
Ambillah selalu hikmah terhadap masukan dari orang lain, jangan cepat
tersinggung.
5.
Mampu
mengevaluasi diri dan kekurangan diri.
6.
Berteman
dan bergaul dengan siapapun yang sekiranya bisa memberikan dampak positif
terhadap perkembangan diri kita.
7.
Bergabung
dengan komunitas yang memperkaya motivasi dan wawasan terkait dengan isu yang sedang
teman-teman aktivis perjuangkan.
Masih banyak lagi cara untuk mengembangkan
diri bagi masing-masing aktivis, karena tips ini masih hanya sebagian kecil
saja. Semoga ke depannya aktivis semakin mampu mengembangkan dirinya, termasuk
visi misi yang ia miliki, sehingga tercapai transformasi masyarakat ke arah
yang lebih baik.
SRI
RATNA WULAN
Pemegang
Beasiswa Unggulan Kemdiknas 2011
Pasca
Sarjana Ilmu Lingkungan Unpad
Konsentrasi
Manajemen SDA/LH
No comments:
Post a Comment
Silakan berikan tanggapan di sini