Oleh: Tim YPBB
Pelatihan Zat Aditif Pada Makanan. Foto: dokumentasi YPBB |
Pendidikan
dan pelatihan adalah salah satu pilar Yayasan Pengembangan
Biosains dan Bioteknologi (YPBB)
dalam menjalankan kampanye gaya hidup organis bagi kalangan menengah ke atas
perkotaan di kota Bandung. Salah satu materi pelatihan yang pernah dibawakan
adalah tentang Bahaya Zat Aditif pada
Makanan.
Bila
diamati dengan seksama, makanan yang kita makan sehari-hari mengandung bahan
makanan yang sehat dan juga yang tidak sehat. Pemahaman tentang baik atau
tidaknya makanan tersebut kemudian diperkuat dengan pembahasan tentang zat
aditif. Zat aditif adalah bahan-bahan yang ditambahkan pada makanan di luar tujuan
memberikan gizi utama (karbohidrat, protein, dan lemak).
Indonesia
memiliki banyak zat aditif tradisional. Namun, sekarang banyak sekali zat
aditif buatan dengan nama kimia yang asing dan tidak kita kenal. Banyaknya zat
aditif buatan ini, ternyata salah satunya,
disebabkan oleh adanya kebutuhan dari industri untuk memproduksi makanan dalam
jumlah besar yang akhirnya perlu disebarkan secara luas ke seluruh Indonesia.
Industri tersebut saling bersaing menarik perhatian konsumen dan juga
menghasilkan banyak kemasan yang sulit didaur ulang.
Bagaimana
cara kita membedakan zat aditif yang aman dan yang berbahaya? Padahal nama zat
aditif itu banyak yang asing dan tidak dikenal. Tim YPBB memberikan solusinya
yaitu Kamus Zat Aditif.
Bila kita
kesulitan dalam memahami sebuah kata dalam bahasa Inggris, maka yang kita
lakukan biasanya adalah mencari artinya di dalam kamus bahasa Inggris. Nah,
kamus zat aditif ini pun sama fungsinya. Cara menggunakan kamus cukup
sederhana. Simulasi penggunaan kamus dilakukan dalam pelatihan-pelatihan
untuk mengenali bahwa
kebanyakan produk yang dianalisis tidak sehat karena paling tidak,
mengandung satu atau dua zat aditif yang berbahaya dan
mengakibatkan macam-macam penyakit.
Peserta
pelatihan juga diperkenalkan dengan berbagai jenis zat aditif. Seperti misalnya
terkait zat aditif yang jelas dilarang oleh pemerintah tapi masih tersebar
cukup luas,
contohnya boraks dan formalin; zat aditif yang diijinkan tapi beresiko, seperti
MSG dan siklamat,
dan zat aditif yg berbahaya jika berlebihan dikonsumsi seperti
gula dan garam.
Menemukan Zat Aditif Pada Makanan Foto: dokumentasi YPBB |
Jadi,
ternyata kita “dikepung” oleh zat aditif berbahaya pada makanan! Untunglah,
dengan menggunakan Kamus
Zat
Aditif,
kita bisa mengetahui makna di balik nama asing tersebut, otomatis memiliki
informasi kesehatan dan juga kita jadi bisa memutuskan: apakah kita akan
mengonsumsi sebuah makanan atau tidak.
Selain
itu, apalagi yang bisa kita lakukan?
Yuk, mari mulai mengubah pola hidup kita untuk mengurangi kebutuhan bahan aditif yang berbahaya dengan membeli makanan segar dan lokal, beralih ke pewarna alami, membiasakan diri dengan beragam rasa pada pemanis dan juga memasak makanan sendiri untuk meyakinkan bahwa sebanyak mungkin zat aditif yang digunakan adalah yang aman.
No comments:
Post a Comment
Silakan berikan tanggapan di sini